Surabaya, Ribuan massa berkumpul melakukan aksi solidaritas untuk muslim Uighur yang sedang tertindas di negeri sendiri. Aksi dimulai dengan long march dari depan Islami Center menuju Konjen China Surabaya. Aksi solidaritas muslim Uighur ini melibatkan berbagai elemen dan ormas Islam di Surabaya. (27 Desember 2019)
Para peserta aksi membawa sejumlah atribut, banner, dan spanduk yang menyatakan dukungan terhadap muslim Uighur. Aksi simpatik ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa muslim Uighur merupakan bagian dari kaum muslimin dunia yang mempunyai hak untuk dibela.
"Satu pertanyaan yang harus kita jawab, kita di sini berangkat karena Allah atau yang lain? Oleh karena itu kaum muslimin adalah satu tubuh, yang seharusnya memiliki satu negara.", Tanya Ustadz Ibnu Ali secara retorik pada peserta aksi.
"Persaudaraan kita disatukan oleh satu kitab yaitu Al-Qur'an. Dan sesungguhnya nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam bersabda, orang Islam satu dengan yang lainnya adalah satu tubuh dan satu bangunan yang saling menguatkan.", Lanjut Ustadz Ibnu Ali.
Beliau juga mengharapkan ke depannya kaum muslimin dapat bersatu dalam kepemimpinan, sehingga satu dan lainnya dapat membela tanpa batasan lagi.
"Saudara-saudara yang dikatakan radikal, apa Islam atau komunis? Jawabannya tentu komunis. Bila kita punya satu komando maka kita akan menolong segera kaum muslimin di China sana", tutur Ustadz Ibnu Ali.
Dilanjutkan dengan penyampaian orator lainnya, ustadz Suhail yang menjelaskan ukhuwah kaum muslimin tidak terpisahkan oleh tempat, ras, atau bangsa.
"Sebagai wujud dan keimanan pada Allah SWT, sungguh hari ini kita menunjukkan keimanan pada Allah SWT. Karena sebagai wujud persaudaraan dalam keimanan. Tangis wanita, tangis anak-anak Uighur memanggil kita orang-orang beriman", jelas Ustadz Suhail.
"Kedzaliman ini tidak akan berhenti sampai kita mempunyai khilafah. Yang melindungi semua kaum muslimin, tidak hanya Uighur dan Palestina tapi juga daerah-daerah lainnya.", Ustadz Suhail.
Ketiadaan kesatuan kepemimpinan memaksa kaum muslimin terpecah-pecah dan menjadi santapan kaum kafir penjajah.
"Wahai kaum muslimin apa kalian tidak merindukan khilafah? Mari kita selesai masalah di Uighur dengan khilafah! Mari kita wujudkan ukhuwah ini, pembelaan ini dengan khilafah!", tegas Ustadz Suhail di hadapan ribuan massa aksi.
Begitu juga dengan orasi kyai Sukirno yang menyayangkan sikap penguasa-penguasa muslim yang bersikap lembek pada isu Uighur.
"Pada dasarnya manusia dengan manusia itu butuh dengan yang lainnya. Begitu pula dengan China (negara) juga butuh dengan kaum muslimin, misalnya untuk menjual produk-produk mereka. Oleh karena itu kita paksa pemerintah untuk memulangkan dubes China yang ada di Indonesia", lantang Kyai Sukirno.
"Kaum muslimin tidak akan rela kalau Indonesia dikomuniskan oleh China. Karena ajaran komunis adalah ajaran yang kejam dan bertentangan dengan Islam. Oleh sebab itu kita tolak sekeras-kerasnya dan usir pembawa ajaran komunis dan negara komunis China!", Kata Kyai Sukirno.
Secara keseluruhan jalannya aksi solidaritas sangat damai dan tertib dengan pengaturan dari panitia dan bantuan aparat kepolisian. [ARH]
#WeStandWithUyghur
Posting Komentar