Oleh : Husain Matla (Penulis)
Buat saya yang sufi (suka film) sekaligus susi (suka sirah), HTI itu seperti Leonidas dalam film 300, atau seperti Mel Gibson dalam Brave Heart, atau seperti Katsumoto dalam The Last Samurai, atau seperti Trio Mu'tah (Zaid bin Haritsah, Ja'far bin Abi Thalib, Abdullah bin Rawahah) dalam Perang Mu'tah, atau seperti Omar Mokhtar dalam Perang Dunia I, atau seperti Sultan Murad I dalam Perang Balkan, atau seperti Pati Unus dalam Perang Malaka. Sebelum "dimatikan" sempat meninggalkan pesan. Lewat pesannya itulah ia menjadi tetap HIDUP. Karena kematiannya justru menyemangati para pendukungnya. Dan dari situlah kemudian kemenangan justru semakin nampak. Lalu apa arti membunuhnya? Bukankah ia justru tetap hidup dan semakin hidup.
Lalu apa pesan yang ditinggalkan HTI ? MAPARA. Itulah pesannya. MAPARA alias Masirah Panji Rasulullah telah menitipkan kepada umat Liwa (bendera Rasulullah, kain putih bertulis kalimat tahlil warna hitam) dan Royah (panji Rasulullah, kain hitam bertulis kalimat tahlil warna putih). Kemarin, di aksi 299, begitu Liwa Royah skala raksasa muncul dan berjalan di atas para pejuang, maka teriakan "Khilafah" segera bersahut-sahutan.
Berikut adalah foto yang saya dapat dari Mbah Google saat saya browsing dengan kata "Mapara". Sedangkan foto satunya adalah browsing dengan kata "299".
Bukankah perjuangan tegaknya syari'ah dan khilafah tak bisa dibunuh? Bukankah ia tetap HIDUP ?
Posting Komentar