AKHIRNYA, MAHFUD MD SANG BEGAWAN BPIP ITU BUKA SUARA IHWAL PAPUA


Oleh : Nasrudin Joha

Salah satu Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD, akhirnya buka suara setelah cukup lama 'Trauma' di kritik netizen ihwal bendera tauhid. Di Semarang (22/8), Mahfud meminta agar penanganan kerusuhan Papua tidak berfokus mencari siapa yang salah. Mahfud menegaskan harus bersatu dulu sebelum meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.

"Kalau Indonesia terpecah, tidak ada yang diuntungkan, Indonesia rugi, Papua rugi. Oleh sebab itu, ambil keuntungan dan kebaikan bersama, akhiri panas di hati, bersatu sesama anak bangsa," kata Mahfud.

Mahfud juga mengapresiasi tokoh-tokoh dan dari unsur pemerintahan dan daerah yang sudah menginisiasi untuk mendinginkan suasana. Indah sekali bahasa yang dipilih Mahfud dalam mengomentari peristiwa Papua.

Padahal, sudah jelas ada pemberontakan OPM yang membunuh sipil, polisi bahkan tentara. Terjadi pula pembakaran sejumlah fasilitas publik hingga sang saka merah putih, dibakar secara hina dan dimasukan ke tong sampah.

Namun, fakta yang kontras itu tidak membuat Mahfud menyalahkan atau minimal membuat narasi memvonis pihak tertentu. Beda sekali perlakuan Mahfud ini dengan pesantren dan kalangan Islam.

Saat pesantren kesulitan anggaran untuk mempertahankan kelangsungan pendidikan para santri, saat pesantren berjuang untuk membina para santri agar kelak menjadi generasi harapan bangsa yang beriman dan bertaqwa, Mahfud tega sekali mengumbar tudingan. Vonisnya, ada pendanaan dari Arab ke pesantren yang radikal. Bahkan, Mahfud menuduh ada pesantren di jogja dan di Magelang radikal.

Usut punya usut, sumbernya baru 'ada info'. Sebuah sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan validitasnya

Akan halnya peristiwa di Papua, pembakaran fasilitas publik itu valid. Pembakaran bendera merah putih itu valid. Pengibaran bendera bintang Kejora otu valid. Itu semua valid bertentangan dengan Pancasila. Namun luar biasa, begitu santun dan menyejukan statement Mahfud. Menurutnya, jangan mencari siapa yang salah. Fokus untuk bersatu.

Andai saja, standar Mahfud terhadap OPM di Papua ini juga berlaku bagi pesantren, bagi Enzo Allie, pada bendera tauhid, pada gerakan Islam, sungguh sangat menyejukan. Namun, ternyata kesantunan dan kesejukan komentar Mahfud hanya berlaku bagi OPM.

Ala kulli hal, saya tetap mengapresiasi pernyataan Mahfud. Setidaknya, itulah kinerja Mahfud sebagai begawan BPIP. Paling tidak, Mahfud tidak makan gaji buta ratusan juta rupiah per bulan.

Mahfud sudah bersuara, tidak seperti Megawati, Try Sutrisno, Syafii Maarif, Said Aqil Siradj, Ma'aruf Amin, Sudhamek, Andreas Anangguru Yewangoe dan Wisnu Bawa Tenaya. Mereka semua bungkam, duit ratusan juta tetap masuk ke rekening tiap bulan.

Entah apa juga manfaat BPIP bagi rakyat, sampai hari ini tidak jelas kinerjanya. Bahkan, karena ketidakjelasan itu Yudi Latif mundur dari BPIP (dahulu UKP PIP). [].

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget