BPIP AYO JAWAB KRITIK PANCASILA HRS, MEMANGNYA NYAMAN MAKAN GAJI BUTA ?

HRS menyebut rezim telah mengubah makna esensi Pancasila

Oleh : Nasrudin Joha

Pancasila dikritik, IB HRS menyebut rezim telah mengubah makna esensi Pancasila yang penting, sebagai asas negara menjadi pilar (tiang). Awalnya, Pancasila adalah asas tunggal negara, tetapi pondasi berbangsa ini telah berubah menjadi pilar (tiang).

Tiang Pancasila juga tidak berdiri sendiri, Pancasila butuh bersandar dengan pilar yang lain, yang kemudian dipopulerkan dengan sebutan empat pilar : Pancasila, UUD 45, NKRI dan bhineka Tunggal Ika.

Jangankan HRS, Nasrudin Joha saja sampai saat ini masih terus bertakon-takon, memangnya bisa asas (pondasi) itu bisa berubah menjadi pilar ? Dari satu asas berubah menjadi empat pilar ?

Bukankah jika demikian, eksistensi Pancasila tidak lagi sakral ? Boleh jadi satu, dua, atau tiga tahun Kedepan, Pancasila bukan saja menjadi pilar, terapi berubah menjadi dinding ? Lalu berubah menjadi kaso ? Bahkan tinggal bermakna genting atau atap ?

Coba bayangkan, kelak Pancasila disebut sebagai 'atap' berbangsa, lucu bukan ? Apalagi, jika tidak konsisten lama kelamaan Pancasila menjadi 'keset' berbangsa, hanya untuk injak-injakan, membersihkan borok politik penguasa, bisa saja kan ?

Karena itu, kritik HRS itu rasional. Apa dasarnya, rezim, MPR dan semua organ negara latah, menyebut Pancasila sebagai pilar bangsa? Sejak kapan, dan apa dasar hukumnya, Pancasila yang semula asas bernegara, berubah menjadi pilar berbangsa ?

Karena itu, wajar jika kinerja BPIP dipertanyakan. Apa, fungsi BPIP untuk mengarahkan kemerosotan paradigma ini ? Apa iya, anggota BPIP itu digaji hanya untuk senyum senyum di media ? Atau cuma ngetwit nyinyir kepada umat Islam ?

Mana suara Megawati ? Mana suara Try Sutrisno ? Mana suara Syafii Maarif ? Mana suara Said Aqil Siradj ? Mana suara Ma'aruf Amin ? Mana suara Sudhamek ? Mana suara Andreas Anangguru Yewangoe ? Mana suara Wisnu Bawa Tenaya? Dan yang lebih penting MANA SUARA BEGAWAN BPIP PALING GIGIH, MAHFUD MD ?

Bukankah mereka semua setiap bulan terima gaji ratusan juta ? HRS tanpa gaji pun peduli, meluruskan kesalahan paradigma tentang Pancasila. Lantas, kalian yang di BPIP apa pandangannya ?

Pemerintah juga tidak bisa membela BPIP hanya dengan menyebut mereka negarawan. Dimana letak kenegaraannya, ketika Papua membara tapi semua anggota BPIP bungkam. Mahfud MD buka suara setelah terdesak, itupun cuma kalimat irit, normatif dan terkesan takut.

Tapi kalau sudah bicara tentang umat Islam, suaranya lantang seperti kaleng rombeng. Radikal lah, teroris lah, mengancam Pancasila lah, merongrong NKRI lah, TNI kecolongan lah.

Saya setuju dengan HRS, sebaiknya BPIP dibubarkan saja. Gaji BPIP yang gede tanpa kerja, itu membuat banyak rakyat cemburu. Yang berkeringat saja dapat gaji cuma UMR.

Pemerintah kalau Ga bisa menjawab kritik HRS jangan main ancam, menjadikan catatan untuk urusan SKT FPI segala. Semua juga tahu, rezim ini anti Islam. Jadi, tanpa komentar HRS rezim memang sensi sama FPI.

Lakukan saja semau kalian, sementara kami juga akan melakukan semau kami. Kita lihat saja, siapa yang sanggup bertahan. Dalam sejarahnya, tidak ada satupun kekuasaan zalim yang mampu memenangkan pertarungan melawan rakyatnya. [].

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget