FATAMORGANA NKRI BERSYARIAH


Oleh : Ahmad Sakhroni
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, NKRI memang sudah lama bersyariah. Terlebih, jika melihat sila-sila yang ada dalam Pancasila dan merupakan dasar negara.

"NKRI itu kan sudah lama bersyariah," kata Haedar di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (8/8), lalu menyebutkan satu demi satu isi Pancasila. [Republika/09/08/2019]

Kalau sudah lama bersyariah berarti negara Islam namanya, tetapi untuk menyebut Indonesia Negara Islam pun banyak fihak menolaknya. Jika memang NKRI ini sudah lama bersyariah, Lantas.. bersyariah dari sisi apanya ?
Untuk urusan Sholat, puasa, zakat, haji, Nikah dan urusan individu lainnya mungkin Negara ini bisa menjamin pengurusannya, bahkan mampu menjamin pelaksanaannya sesuai dengan Standar Syariat, jika ada penyimpangan yang tidak sesuai standar syariat, pasti diberikan sanksi.

Tetapi... kenapa aturan dan kebijakan disektor publik, Ekonomi, Politik, pendidikan, pengurusan SDA, dan lain sebagainya Negara tidak menggunakan standar Syariah ?

Riba masih menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, baru-baru ini kita menyaksikan ajang kontestasi Politik ala Demokrasi yang sedikit pun tidak memcerminkan syariah itu sendiri, kecurangan, money politik, transaksi bagi-bagi kursi, menambah carut-marut wajah demokrasi yang memang sudah bopeng dari awalnya. Pendidikan, hukum dan sektor2 lainnya tidak perlu diungkapkan disini, masyarakat pun pandai menilai realita tersebut.

Apakah ini yang dimaksud sudah bersyariah.. mengambil sebagian dan mencampakan bagian lainnya ?. Inilah pertanda akhir zaman, sebagaimana pernah dikabarkan Rasulallah SAW

Umamah al-Bahili RA meriwayatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tali-tali pengikat Islam ini akan terlepas satu per satu. Setiap kali satu tali terlepas , manusia akan berpegang pada tali berikutnya. Yang pertama akan terlepas adalah hukum Allah yang terakhir adalah shalat.” (HR. Ahmad dan at-Thabrani. Perawi Hadits ini adalah perawi as-Shahih)

Pernyataan "NKRI Bersyariah" dari tokoh tersebut hanya sebagai penawar luka, penahan dahaga, atau fatamorgana ditengah gurun sahara, karena Realitanya tidak ada. Yang ada saat ini umat disuguhkan dengan realitas sekularisme, pemisahan Agama dari kehidupan, pemisahan aturan-aturan Islam dari aturan dan hukum positif diNegeri ini.

Firman Allah Ta'ala dalam surat anNisa ini patut dijadikan renungan bagi kita semua

إِنَّ الَّذِيْنَ يَكْفُرُوْنَ بِاللهِ وَ رُسُلِهِ وَيُرِيْدُوْنَ أَنْ يُفَرِّقُوْا بَيْنَ اللهِ وَ رُسُلِهِ وَ يَقُوْلُوْنَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَ يُرِيْدُوْنَ أَنْ يَتَّخِذُوْا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيْلاً• أُولئِكَ هُمُ الْكَافِرُوْنَ حَقًّا وَ أَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِيْنَ عَذَابًا أَلِيْمًا
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan para rasul-Nya, ingin memisahkan antara Allah dan para rasul-Nya dan mereka mengatakan kami beriman kepada sebagian (ayat) dan kafir kepada sebagin lainnya serta mereka ingin mengambil jalan (tengah) di antara itu• mereka itu adalah orang-orang kafir dengan sebenar-sebenarnya. Dan, Kami telah menyiapkan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih. (an-Nisa [4] : 150-151)

Juga dalam ayat lain Allah SWT menegaskan "Apakah kamu beriman kepada sebahagian al-Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehi-dupan dunia, dan pada hari kia-mat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat" (al-Baqarah [2]: 85).

(Karawang, 10 Agustus 2019)
Ditulis ditengah hari yang gersang, 8 bulan lamanya hujan tidak menyirami tanah karawang

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget