MAHALNYA BIAYA PESTA 'ADU DOMBA' (Semahal 15kali Pesta Pernikahan Pangeran CHARLES & DIANA)


Oleh : Roky al Maroky

Tak ada pesta di dunia ini semahal Pesta demokrasi.  Konon biaya pesta demokrasi 2019 ini lebih dari 25 Trilyun. Ini 15kali lebih mahal dari pesta pernikahan termahal di dunia antar Pangeran Charles & Lady Diana. 
Bukan hanya mahal, juga menelan korban  jiwa sekitar 700 nyawa.  Belum lagi korban terluka dan harta benda lainnya. 

Bahkan hewan pun ikut terluka dan jadi korban,  diantaranya cebong dan kampret. Lebih dari itu, yang paling mahal adalah biaya sosial. 

Pesta demokrsasi ini membuat sesama anak bangsa ini saling berhadapan dan menjadi saling bermusuhan.  perseteruan itu pun melibatkan dunia fauna.

Mereka yang Sebelumnya hidup tenang menjalani hukum alam sesuai takdirnya, kini ditarik dalam dunia politik adu domba. Dengan tanpa perasaan, cebong dan kampret diseret dari kolam dan sarangnya untuk meramaikan pesta. Mereka pun jadi obyek perbincangan di dunia maya dan dunia nyata.

Adakah pesta yang lebih mahal dari pesta demokrasi? Bahkan Dengan biaya 25 Trilyun, itu bisa untuk menggelar 15kali pesta pernikahan termahal di dunia. 

Ya, pesta pernikahan Pangeran charles dan Diana. Dalam catatan sejarah, pesta termahal di dunia itu pernikahan Pangeran charles dan Lady Diana. Dilansir dari TopRichestCom pernikahan pangeran Inggris ini menghabiskan dana US$ 48juta kala itu. Jika di sesuaikan dengan inflasi saat ini mencapai US$ 110juta atau sekitar 1,573Trilyun. 

Tak hanya menghabiskan biaya mahal, pesta demokrasi telah membuat adu domba sesama anak bangsa. Mereka saling hujat di dunia maya. Dua anggota fauna yang sangat terkenal adalah cebong dan kampret. Entah apa salah dua fauna ini, mereka di hujat, difitnah dan sumpah serapah lainnya.   

Cebong dituduh hanya punya IQ 200sekolam. Sementara kampret yang tabiatnya tidur menggantung dengan terbalik dituding tak bisa baca fakta karena selulu melihat terbalik. Begitu kerasnya saling hujat sehingga mereka pun Saling tutup dan blokir akun sosmednya. 

Tak puas saling hujat di dunia maya. Pertarungan pun dibawa ke dunia nyata.  Ada saudara yang tak saling sapa bahkan saling blokir HP karena beda dukungan politik. Ada sahabat yang tak saling sapa karena saling dukung jagoannya masing-masing. 

Ada pula sahabat satu partai harus bermusuhan dan tak saling sapa lagi karena beda dukungan politik. Ada juga sahabat sesama pimpinan ormas harus saling hujat dan berhadapan karena beda dukungan politik. Ada juga sesama tokoh agama yang saling berseteru hanya karena beda dukungan politik. 

Ternyata Tak cukup pertarungan antar sesama anak bangsa yang masih hidup. Bahkan pertarungan politik ini melibatkan orang yang sudah mati. 

Akibatnya ada kuburan yang harus dibongkar karena beda dukungan politik. Ini sungguh terlaluuuuu (meminjam istilah raja dangdut Bang Roma).

Sesungguhnya, Siapa yang mengajari anak bangsa ini saling bermusuhan sebegitu hebatnya hanya karena beda dukungan politik? Padahal diujungnya, pesta demokrasi yang mahal itu berakhir dengan pertemuan Lebak bulus yang dilanjutkan dengan makan sate bersama. 

Bahkan memilih tempat pun masih bawa-bawa hewan yang bernama si bulus. Tak cukup makan Sate, berdalih rekonsiliasi, makan nasi goreng pun dilakukan pada siang bolong. 

Mungkin negeri katulistiwa ini terlalu dingin sehingga perlu menu nasi goreng disiang bolong. Di sisi lain ada yang ngiler dengan nasi goreng namun yang akhirnya mencukupkan dengan menu nasi uduk. 

Anti klimak pesta demokrasi yang supermahal dengan tumbal ratusan nyawa itu berakhir dengan menu makan memakan. Semua selera nusantara, ada Sate, Nasi Goreng dan Nasi Uduk. 

Betapa indahnya para politisi negeri ini menyelesaikan perseteruan politik. Padahal mereka pula yang membuat pendukungnya saling berhadapan dengan biaya sosial yang begitu mahal. Dengan senyum dan jabat tangan dihadapan media, seolah terlupakanlah para pedukung mereka. Ya, para pendukung yang telah rela berkorban segalanya, baik waktu, tenaga, harta, bahkan nyawa mereka sekali pun.

Jika demikian drama politik ini, akankah diulangi lagi? Keledai saja tak terantuk dua kali pada batu yang sama, padahal kita bukan keledai. [].

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget