P4NC4S1L4, ALAT SEKULER DAN KOMUNIS MENJEGAL ISLAM


Soekarno menyatakan bahwa P4nc4s1l4 hasil galiannya dari masa jauh sebelum Islam.
+++
Ada dua kubu besar dalam Sidang Konstituante (1955-1959) yakni Blok P4nc4s1l4 dan Blok Islam. Blok P4nc4s1l4 anggotanya adalah koalisi antara partai sekuler dan komunis-sosialis. Sedangkan Blok Islam seluruh anggotanya hanya dari partai-partai Islam. (Lihat tabel Komposisi Anggota Sidang Konstituante).
.
Apa sebab komunis bisa menjadi sekutu bergandengan tangan dengan sekuleris dalam kubu P4nc4s1l4? Yang dengan persekutuan itu komunis dan sekuleris menjegal dan menghalangi perjuangan menjadikan Islam sebagai dasar negara? 
.
Jawabannya karena sekuleris dan komunis mempunyai kesatuan pemikiran bahwa dalam hal dasar negara harus netral agama. Jadi kata kuncinya adalah netral agama, alias sekularisme. Apa yang dimaksud netral agama? Itulah sekularisme. 
.
Kesamaan pemikiran antara kaum sekuler dan komunis dijelaskan oleh Syaikh Taqiyuddin An Nabhani dengan ungkapan:
.
“...Mereka ---baik yang mengakui eksistensi-Nya (sekuler) maupun yang tidak mengakui eksistensi-Nya (komunis)--- hanya memfokuskan bahwa tidak ada hak bagi Pencipta untuk campur tangan dalam kehidupan. Jadi sama saja kedudukannya bagi mereka yang mengakui keberadaan atau mengingkari-Nya, yaitu memisahkan agama dari kehidupan.” 
.
Wongsonegoro seorang tokoh mistik Jawa dari Partai Indonesia Raya (PIR) menafsirkan P4nc4s1l4 sila pertama dengan panteisme (ajaran yang menyamakan Tuhan dengan kekuatan-kekuatan dan hukum-hukum alam semesta). 
.
Aidit, Njoto, Sakirman, dari Partai Komunis Indonesian (PKI) menafsirkan ketuhanan di dalam P4nc4s1l4 sebagai “kebebasan beragama” termasuk di dalamnya kebebasan untuk tidak memeluk suatu agama tertentu, termasuk pula untuk berkeyakinan adanya Tuhan namun kepercayaan ini tidak dengan agama tertentu. Bagi mereka keberadaan agama-agama di Indonesia adalah sesuatu realitas semata, dan soal agama adalah urusan privat. 
.
Nur Sutan Iskandar dari Partai Nasional Indonesia (PNI) menafsirkan P4nc4s1l4 dari sudut pandang sekuler. Adapun penafsiran P4nc4s1l4 dari sudut pandang mistik Jawa juga diajukan oleh Karkono Partokusumo, sedangkan penafsiran P4nc4s1l4 dari sudut pandang Kristiani diwaakili oleh tokoh Kristen PNI Arnold Mononutu. 
.
Tokoh-tokoh partai ini menafsirkan P4nc4s1l4 dengan sudut pandang sekularisme, yakni memisahkan agama dengan negara, atau agama hanya untuk urusan privat masing-masing individu. Hal ini sebagai yang disampakan oleh JCT Simorangkir dalam pidato Konstituante. 
.
Sudjatmoko dari Partai Sosialis menafsirkan P4nc4s1l4 dari sudut pandang teosofi. Yang unik PKI juga menurunkan ‘ulama’-nya yang menjadi anggota partai tersebut yakni Kyai Dasuki Siradj. PKI, kata Kyai Dasuki "tidak pernah anti Islam", PKI hanya "anti Masyumi". 
.
Ruslan Abdulgani dari PNI dalam menafsirkan P4nc4s1l4 dengan mengutip pendapat Kahin yang menyatakan bahwa P4nc4s1l4 adalah sebuah sintesis dari gaagasan Islam modern, ide demokrasi, dan marxisme. 
.
Maka ketika Konstituante dibubarkan oleh Soekarno dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang kemudian adalah diberlakukannya tafsir P4nc4s1l4 ala Orde Lama. Tafsir P4nc4s1l4 ala Soekarno lagi-lagi mendapat pembenaran dari partai-partai sekuler dan komunis. 
.
Pembubaran Konstituante mendapat dukungan dari PNI dan PKI. Bagaimana Soekarno menafsirkan P4nc4s1l4? Mengapa tafsiran P4nc4s1l4 ala Soekarno bisa diterima oleh partai sekuler dan komunis? 
.
Bagi Seokarno P4nc4s1l4 bisa diperas menjadi Trisila, yakni sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi dan sosio-ekonomi. Kemudian Trisila ini dapat diperas menjadi Ekasila, yakni gotong-royong. 
.
Kata P4nc4s1l4 merujuk pada tulisan Empu Prapanca dalam bukunya, Negarakertagama, suatu catatan sejarah tentang kerajaan Hindu Majapahit (1296-1478 M). Soekarno mengambil terma P4nc4s1l4 ini dari buku Negarakertagama tersebut dengan memberinya pemaknan baru. 
.
Menurut M Yamin (tokoh sekuler), P4nc4s1l4 adalah hasil galian Soekarno. Soekarno menyatakan bahwa P4nc4s1l4 hasil galiannya dari masa jauh sebelum Islam. Salah satu prinsip ketuhanan P4nc4s1l4 galian Soekarno ini tidak ada kaitan organik dengan doktrin sentral agama mana pun. 
.
Dengan kata lain konsep ketuhanan menurut Soekarno bersifat sosiologis sehingga konsep ketuhanan P4nc4s1l4 ini bersifat relatif, oleh karenanya bisa diperas menjadi konsep gotong-royong. 
.
.
NASAKOM
.
Melihat gagasan ketuhanan ala Soekarno di atas maka wajar dan bisa dimengerti golongan sekuler dan komunis bisa menerima P4nc4s1l4, karena memang sejalan dengan penafsiran mereka tentang P4nc4s1l4 yang bercorak netral agama (sekuler). 
.
Pemahaman ini secara politik dijalankan Soekarno dengan kekuasaannya (1959-1965) menafsirkan P4nc4s1l4 dengan doktrin Nasakom (nasionalis, agama dan komunis). 
.
Bahkan dengan tegas Soekarno berkata: “Siapa yang setuju dengan P4nc4s1l4, harus setuju kepada Nasakom. Siapa yang tidak setuju kepada Nasakom, sebenarnya tidak setuju kepada P4nc4s1l4! Sekarang saya tambah, siapa setuju kepada UUD '45 harus setuju kepada Nasakom, siapa tidak setuju kepada Nasakom, sebenarnya tidak setuju kepada UUD '45.” 
.
Pada perkembangannya P4nc4s1l4 menjadi alat legitimasi bagi kekuasaan Orde Lama. P4nc4s1l4 tafsiran Soekarno menjadi “Aku Indonesia, Aku P4nc4s1l4” ala Soekarno. Sudut pandang tafsiran sekuler P4nc4s1l4 semakin kokoh ketika pada 16-20 Februari 1959 diadakan seminar P4nc4s1l4 ke-1. 
.
Seminar ini diselenggarakan oleh Liga P4nc4s1l4 bertempat di Sasono Hinggil Dwi Abad, Yogyakarta. Seminar ini dihadiri sekitar 1.250 peserta anggota Liga P4nc4s1l4 dari seluruh Indonesia, para sarjana, para undangan dan wakil organisasi. 
.
Dengan menghadirkan pemateri: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu Prof. Priyono, Muhamad Yamin, Prof. Drijarkoro, Prof. Notonagoro, dan Ruslan Abdulgani. 
.
Hasil seminarnya menyimpulkan demokrasi terpimpin adalah hasil dari ajaran P4nc4s1l4, bahkan konsekuensi dari ajaran P4nc4s1l4. Tokoh Katolik Drijarkoro menafsirkan P4nc4s1l4 dengan tafsiran sekuarisme, sebagaimana tokoh-tokoh sekuler pada masa Konstituante, yakni menolak agama (Islam) menjadi dasar negara. 
.
Tafsir sekuler P4nc4s1l4 rezim Orde Lama semakin hegemonik dengan Manipol/USDEK. USDEK adalah (U) UUD 1945, (S) Sosialisme, (D) Demokrasi Terpimpin, (E) Ekonomi Terpimpin, (K) Kepribadian Indonesia. Bagi rezim Orde Lama, Manipol USDEK yang berisikan Nasakom adalah tafsir resmi P4nc4s1l4. 
.
.
TAFSIR ORDE BARU
.
Pasca tumbangnya Orde Lama, muncul Orde Baru. Orde Baru ini mengoreksi total tafsir Panacasila ala orde lama. Walaupun keduanya masih sama-sama orde yang sekuler, namun bedanya Orde Baru mengeluarkan komunisme dari bagian P4nc4s1l4. 
.
Dan pada Orde Baru dimunculkan istilah Demokrasi P4nc4s1l4 sebagai tafsir P4nc4s1l4 resmi ala Orba, sekaligus sebagai koreksi Demokrasi Terpimpin ala Orde Lama. Apa itu tafsir P4nc4s1l4 ala Orde Baru? 
.
Orde Baru, sebagaimana Orde Lama, menggunakan P4nc4s1l4 sebagai alat untuk melegitimasi kekuasannya. Pada masa Orde Baru ini, P4nc4s1l4 dijadikan sebagai pandangan hidup, sumber dari segala sumber hukum, bahkan ideologi negara. Dan memaksakan asas tunggal P4nc4s1l4 kepada masyarakat. 
.
Dengan mesin politiknya Golkar dan kekuatan militer membawa P4nc4s1l4 semakin menuju sekularisme. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan tokoh Orde Baru, yang juga tokoh lembaga pemikir sekuler Centre for Strategic and International Studies (CSIS), sekaligus sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa kurun waktu Orde Baru, yakni Daoed Joesoef. 
.
Daoed Joesoef sebagai intelektual Orba mengarahkan pendidikan negeri ini ke sekularisme, termasuk menafsirkan P4nc4s1l4 dengan visi sekularisme. Daoed termasuk pengagum Mustafa Kamal Ataturk (agen Inggris yang menghapuskan sistem Kh1l4f4h), sebagaimana Soekarno juga mengagumi Mustafa Kamal. Dengan visi sekulernya ini, kebijakan rezim Orba menjadi sekuler. 
.
Bahkan sampai pelarangan kerudung dan jilbab dipakai pelajar, mahasiswa, dan pegawai. P4nc4s1l4 dinativisasi dengan membawa negeri ini ke masa Hindu-Budha, yakni masa sebelum kedatangan Islam. 
.
Dan tampaknya rezim hari ini dengan pendekatan lebih mutakhir mencoba mengulangi kembali dua orde sebelumnya. Mereka mencoba menyematkan kembali kepada lawan politiknya dengan tuduhan mematikan berupa “Anda anti P4nc4s1l4”, walaupun tidak jelas P4nc4s1l4 macam apa yang mereka maksud. 
.
Dan dengan di balik tudingan anti P4nc4s1l4, semakin membawa negeri ini ke arah sekuler. Dan akhirnya semuanya akan tumbang, sebagaimana dua orde yang sebelumnya. sementara umat Islam senantiasa beregenerasi untuk melahirkan pengemban dakwah di masa yang selanjutnya.[] 
.
Penulis:
Pristian Surono Putro | Founder Komunitas Suka Baca Indonesia, Tutor Baca Efektif 
.
Editor:
J0k0 Pr4s3ty0
.
Dimuat pada rubrik KISAH Tabloid Media Umat edisi 238
Akhir Februari 2019

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget