Oleh : Nasrudin Joha
Pimpinan Bani Majengjeng He Mereketehe, pergi ke Vatikan menemui pemimpin besar kaum kafir di Roma. Bagai ketemu Kiyai dan ulama besar, pimpinan gerombolan Majengjeng He Mereketehe ini begitu hormat, begitu ta'zim kepada Sri Paus.
Orang hina ini, mau berlagak sok hebat, menggantikan teladan Umat Islam, Rasulullah Muhammad SAW. Mengumbar gaya, ingin mengajarkan umat Islam bagaimana bersikap kepada orang-orang kafir.
Berdalih menyampaikan deklarasi kemanusiaan Islam, Yaqult sowan ke Vatikan Roma. Entah, siapa yang mengongkosi. Yang jelas, uang transport, menginap di hotel, makan, uang saku dll, tak mungkin ambil dari kocek pribadi. Orderan membubarkan pengajian dan melakukan persekusi kepada pengemban dakwah, para ulama, juga lagi sepi.
Mungkin, karena sepi itu, pimpinan gerombolan Bani Majengjeng He Mereketehe ini, mengadakan tour untuk misi tertentu. Tour untuk misi menjadi 'antek kafir' dengan menjual toleransi Islam, hak asasi Islam.
Sudahlah, Yaqult tak usah banyak cakap bicara berbusa tentang Humanitarian on Islam, bicara toleransi, atau apalah namanya, Yaqult tidak usaha pergi jauh ke Vatikan, Yaqult lebih baik pergi ke Papua, pergi ke Mimika.
Yaqult, seharusnya membelalakan mata melihat kekejian terhadap umat Islam. Mereka dibantai, dibakar, diburu, bahkan di ultimatum untuk segera meninggalkan Papua.
Ada 32 orang meninggal, ada 75 orang yang mengalami luka-luka. Ada kerugian kerusakan 80 kendaraan roda empat, 30 kendaraan roda dua, 150 rumah dan pertokoan, serta 5 perkantoran hangus terbakar.
Ada sekitar 5.000 warga Wamena memilih mengungsi di 4 titik pengungsian yang ada. Bahkan, dari jumlah korban tewas, seorang warga yang meninggal adalah dokter yang bertugas di padalaman.
Semua korban itu muslim, ada dari etnis Padang (Minang), ada dari Jawa. Semua dibantai, tanpa memperhatikan lagi agama Islam yang dianut korban. Pelakunya, adalah orang-orang kafir, yang diantaranya juga menganut agama Sri Paus.
Mana suara Yaqult ? Mana suara Sri paus ? Mana suara Amerika ? Mana suara dunia ? Mana suara Jokowi ?
Kalau serius dengan visi humanitarian on Islam, Yaqult seharusnya segera mengirim pasukan Majengjeng He mereketehe, pergi ke Papua menolong, melindungi, menyelamatkan saudara muslim di Papua. Tapi jelas, Yaqult tidak akan melakukan itu, karena omongan humanitarian on Islam itu hanya jualan Yaqult ke Sri paus Roma.
Sakit sekali umat ini mendengar ocehan Yaqult. Berulang kali membubarkan pengajian, mempersekusi ulama, menebar ujaran fitnah dan kebencian kepada sesama umat Islam, eh masih saja nyinyir jualan isu humanitarian on Islam.
Dianggapnya umat Islam ini buta, tuli, tidak punya akal. Dianggapnya, umat Islam ini tak mampu membedakan mana yang benar-benar mengemban misi humanitarian on Islam dan mana yang mengemban misi sebagai antek kafir. [].
Posting Komentar