Ini adalah kisah puncak dari kesombongan seorang manusia ketika menantang Allah Rab sekalian alam, pemilik langit dan bumi, yang ditanganNya semua jiwa digenggam.
Abrahah adalah sosok Raja yang kuat dengan pasukan gajahnya. Abraha heran mengapa mekkah begitu menariknya bagi manusia. Apa yang membuat mereka bersusah payah mengunjungi mekkah dan meninggalkan daerah mereka untuk beberapa saat. Ternyata Ka'bah lah pusat dari segala "keanehan" itu menurut Abrahah, maka diambilah keputusan untuk berangkat menghamcurkan Ka'bah.
Di tengah perjalanan pasukan Ka'bah merampas harta milik penduduk sekitar, termasuk di dalamnya 200 ekor unta milik Abdul Muthalib kakek Rasulullah saw.
Maka Abdul Muthalib pun berangkat menghadap Abrahah untuk meminta kembali untanya yang dirampas oleh pasukan Abrahah. Dan terjadilah dialog yang terkenal antara Abdul Muthalib dengan Abrahah.
"Kembalikan untaku yang dirampas oleh pasukanmu,” ujar Abdul Muthalib. Abrahah pun terheran, “Mengapa kau lebih mengkhawatirkan untamu, padahal kami datang ke sini untuk menghancurkan Ka’bah? Mengapa kau tidak mengkhawatirkan Ka’bah itu saja?” ujarnya.
Jawaban Abdul Muthalib cukup telak dan membuat Abrahah teediam seribu bahasa. “Unta-unta yang kau rampas itu adalah miliku, sementara *Ka’bah merupakan milik Allah. Maka, Allahlah yang akan melindunginya*,” jawab Abdul Muthalib ringan. Dan Abrahah pun terdiam.
Kini kisah yang serupa nampaknya akan terulang kembali. Seorang *"raja pongah"* dengan kesombongannya akan melarang menyebarkan "idiologi" Khilafah. Padahal Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam yang terdapat banyak di literatur kitab-kitab kuning Aswaja.
Maka dengan sikap yang sama sebagaimana Abdul Muthalib kakek Rasulullah saw. Kita bisa katakan. "Kembalikanlah yang telah kau rampas dari hak-hak kami, sementara Khilafah adalah milik Allah (ajaran Allah), Allah-lah yang akan melindunginya"
Kita secara akal tidak mungkin melawan pasukan gajahnya Abrahah zaman Now. Mereka punya segalanya. Senapan, pasukan yang setia, dan lain-lain. Maka yakinlah bahwa Allah akan menghabisi sang raja pongah ini dengan sendirinya, kita hanya bisa melakukan "upaya kecil" sesuai dengan kemampuan kita, dengan tetap mendakwahkan Islam sambil tetap menunggu pasukan Ababil zaman Now yang akan merontokkan "pasukkan gajah yang perkasa" bahkan sebelum menyentuh "Ka'bah Khilafah".
Kita jadi teringat ucapan Cak Nun, "Kalau anda tidak suka Khalifah dan memusuhinya, musuh anda bukan HTI, tapi Allah
Wa Allahu A'lam
Posting Komentar