Oleh : Nasrudin Joha
Miris, institusi TNI juga ikut-ikutan 'terpapar' kedunguan rezim. Padahal, publik berharap TNI masih bisa mengayomi rakyat, setelah polisi terbukti 'gagal' menjalankan fungsinya sebagai pelayan sipil.
Belum lama ini, KSAD Jenderal Andika Perkasa menjatuhkan sanksi kepada dua anggota TNI AD. Keduanya dihukum karena istri mereka mem-posting soal penusukan Menko Polhukam Wiranto di media sosial.
Sederhananya, dua anggota TNI ini dihukum hanya karena 'gosipan' emak-emak. Terlepas apapun konten yang diunggah, cara menghukum yang dipublikasikan terbuka kepada publik, bukanlah cara untuk mendidik, membina, dan menjaga Marwah bawahan. Jika benar harus dihukum, tentu hukuman itu khusus untuk diketahui internal.
Celakanya, hukumannya pun double. Selain dicabut dari jabatan, dua anggota TNI berpangkat Kolonel dan Sersan ini juga disanksi sel 14 hari. Bahkan, tidak puas dengan sanksi internal, IPDN yang merupakan istri Komandan Kodim Kendari Kolonel HS dan LZ istri Sersan Dua berinisial Z, juga diarahkan ke ranah peradilan umum.
Apakah seperti ini perilaku komandan terhadap anak buahnya ? Mendapat masalah dari luar saja, komandan sedapat mungkin menjaga dan melindungi marwah anggota, sekaligus memberi arahan dan pembinaan. Bukan langsung copot, di sel, istrinya dibawa ke pengadilan umum.
Apa yang mau dipertontonkan dari peristiwa ini ? Mau menebar teror kepada seluruh korps TNI agar menutup mulut atas semua keanehan di negeri ini ? Lantas, jika 'urusan gosip' saja dikenai sanksi, bagaimana dengan kondisi di Papua ? Apa tidak cukup alasan untuk dicopot petinggi AD disana, karena dipandang 'gagal' mengamankan wilayah ?
Pak Kasad, cukup penglima TNI saja yang tak paham tupoksi TNI sehingga berdiri gagah, berdeklamasi untuk melindungi Jokowi. Saya ingatkan, TNI itu milik rakyat bukan milik Jokowi. TNI itu alat negara, bukan alat kekuasaan.
Lantas, jika model penindakan anggota seperti ini apa Pak Kasad akan dicintai bawahan ? Prajurit itu kalau bertugas 'Toh Nyowo', taruhan nyawa, jangan hanya karena urusan 'gosip emak-emak', lantas komandan tega menunjukan sikap jumawa.
Suasana kebatinan TNI itu sama dengan rakyat, kalau terasa ada yang salah pasti mereka juga ikut merasakan. Kaum emak, termasuk istri tentara itu juga manusia biasa, memiliki pikiran dan perasaan. Wajar saja mereka bersuara atas adanya anomali di negeri ini.
Kalaupun itu melanggar, juga cukup diingatkan. Tidak langsung copot jabatan suami, penjarakan suami, dan tuntut emak-emak istri tentara ke peradilan umum. Coba fikirkan, istri TNI diperkarakan di ranah peradilan umum karena dipersoalkan oleh komandan suaminya. Ini kan miris sekali Pak Kasad.
Pak Kasad, banyak senior bapak yang menahan diri. Jangan paksa, rasa tidak ridlo dizalimi itu meledak menjadi aksi nyata, teraktualisasi dalam tindakan. Terukurlah dalam mengambil tindakan.
Tidak semua apa yang diinginkan penguasa Anda penuhi, meskipun posisi Anda saat ini juga hadiah dari penguasa. Ingatlah, bagaimana susah payah meniti karier di militer.
Kalau orang disanksi karena salah itu akan terima. Tapi kalau disanksi karena tendensi, disanksi karena politik, disanksi karena ingin menyuarakan nurani, itu bahaya Pak.
Sekali lagi, kami segenap rakyat mendukung TNI agar tetap berpihak kepada rakyat. Ingat, TNI itu lahir dan dibesarkan dari rahim umat. Karena itu, jangan mendurhakai umat. [].
Posting Komentar