Oleh : M.azzam Al Fatih
Salah satu proses acara serah jabatan di negeri ini adalah bersumpah. pengambilan kata janji untuk melaksanakan amanah yang akan diembannya. Satu hal yang menjadi perhatian bagi penulis adalah proses acara sumpah. Di mana orang yang bersangkutan bersumpah atas nama Allah SWT dengan memakai kitabullah, Al Qur'an. melihat prosesnya sumpah, maka sangatlah jelas bahwa hal ini sesuatu yang sakral.
Menjadi hal yang lucu tatkala bersumpah dengan memakai Al Qur'an tetapi dalam pengucapanya tidak sesuai dengan proses bersumpah Misal, " Aku bersumpah atas nama Allah SWT akan mengemban amanah ini dengan menerapkan Al Qur'an secara sempurna". Tetapi yang terjadi adalah Al Qur'an hanya sebagai simbol belaka, apalagi posisi Al Qur'an berada di belakanya.
Melihat proses sumpah yang terjadi di negeri + 62, maka jangan heran jika dalam pelaksanaan tugas amanahnya tidak sesuai Alquran. Bahkan jauh dari
Nilai - nilai masyarakat. Mengambil kebijakan seenaknya tanpa memperhitungkan hal buruk bagi rakyatnya. Janji - janji yang telah diucapkan tidak ada yang ditepati. dzolim terhadap rakyat bahkan sampai membunuh dengan dalih memberantas terorisme, padahal itu semua hanya pesenan asing.
Berlaku tidak adil, membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Dan inilah yang terjadi di negeri +62. Inilah sebabnya Al Qur'an hanya sebagai simbol sumpah saja.
Dalam praktek simboliknya saja salah, bahkan terkesan melecehkan Al Qur'an. Coba kita perhatikan proses sumpah - menyumpah yang terjadi di negeri +62, Al Qur'an berada di belakang orang yang sedang bersumpah. kalaupun berada di atas, posisinya tetap dibelakangnya. Sungguh sangat menyedihkan manakala Al Qur'an, kitab suci dari Allah SWT yang tidak diragukan dan terjaga kebenaranya, diperlakukan seperti itu. Tidak adanya rasa menghormati seperti halnya sesuatu yang suci. Al Qur'an adalah sebuah tuntunan untuk mengatur kehidupan di dunia yang sepantasnya diposisikan didepan, sehingga Al-Qur'an lah satu - satunya yang menuntun manusia agar tidak tersesat. Olehkarena itu jika dipakai simbolik sumpah - menyumpah sepatutnya, Al-Qur'an diposisikan didepan.
Alangkah hinanya negeri +62 yang setiap moment pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan selalu merendahkan Al Qur'an. Alangkah buruknya mereka yang menjadikan ayat - ayat Allah SWT sebagai permainan di panggung.
Sungguh sangat pedih azab Allah SWT terhadap orang - orang yang merendahkan dan mempermainkan ayat - ayat Al Qur'an.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an surat Al- 'Anam
Ayat 70.
**Tinggalkanlah orang- orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan Senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah mereka dengan Al Qur'an agar setiap orang tidak terjerumus( ke dalam neraka) karena perbuatan mereka sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat ( pertolongan) selain Allah SWT. Dan dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apapun, niscaya tidak akan diterima.
Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan kedalam neraka. Karena perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman air yang mendidih dan azab yang pedih karena kekafiran mereka dahulu**
Sungguh sangat rugi bagi meraka yang terus - menerus merendahkan dan mempermainkan Al Qur'an dengan kedok pengambilan sumpah dan jabatan. Berapa banyak dosa yang ia kumpulkan dari momentum pelantikan, belum lagi dosa - dosa lainya yang menyangkut proses ini. Sungguh moment pelantikan adalah kemaksiatan yang nyata.
Sesungguhnya sumber dari segala sumber kemaksiatan yang terstruktur ini, tidak lain adalah demokrasi.
Ya, demokrasi yang didesain oleh orang - orang kafir penjajah sedemikian rupa untuk menghancurkan sendi - sendi ajaran islam, menjauhkan umat dari Islam bahkan memurtadkannya. Pelan namun pasti akhirnya ajaran Islam pun ditinggalkannya.
Ya, demokrasi yang memaksa manusia melakukan kemaksiatan, kesyrikan yang nyata, merubah orang beraklaq baik menjadi akhlaq yang buruk. Yang pada intinya memaksa manusia berbondong - bondong ke neraka.
Maka hanya orang dungu saja yang masih mempertahannkan sistem demokrasi dinegeri +62.
Dan tidak mau kembali pada sejarah kegemilangan sistem Islam. Yang terbukti membawa kerahmatan Lil alamin serta membawa kemaslahatan manusia didunia dan menyelamatkan dari siksa neraka.
Mari kembali kepada sistem islam, " Daulah Khilafah Islamiyyah", yang bertujuan melanjutkan kehidupan Islam. Dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah.
Wallahu'Alam Bhishowwab.
Posting Komentar