Sudah Ada Deputi, Watimpres Terus Bejubel Wamen, Sekarang Stafsus Milenial : Pencitraan Level Advance


Oleh : Maulana Jati

Presiden Jokowi mengenalkan 7 generasi milenial yang menjadi staf khusus untuk periode lima tahun kedepan. Mereka akan menjadi pembisik inovator bagi Jokowi dalam pemerintahannya. Sekarang dengan penambahan 7 orang ini, Presiden Jokowi memiliki 13 orang staf khusus. Sedangkan 6 orang lainnya berasal dari berbagai kalangan, di antaranya politisi dan mantan aktivis.

Ketujuh anak muda ini memiliki latar belakang dan pendidikan yang berbeda. Sebagian mereka memiliki perusahaan, sebagian ada yang anak pengusaha besar Indonesia sampai pendukung jokowi yang baru kebagian jatah kursi yang tidak memiliki prestasi khusus. Jokowi mengatakan bahwa tugas staf khususnya bekerja bareng, dan tugas utamanya untuk menjadi teman ngobrol Presiden.

Stafsus milenial ini tidak akan bekerja penuh waktu atau full time setiap bulan. Namun, anehnya mereka akan tetap mendapat gaji penuh. Dan gajinya dipastikan tidak seperti gaji guru honorer walaupun hanya sebagai teman ngobrol. Berdasarkan beleid yang diterbitkan Jokowi Nomor 144 Tahun 2015, gaji Staf Khusus Presiden sebesar Rp 51 juta. Gaji ini pendapatan keseluruhan dan sudah termasuk gaji pokok, tunjangan kinerja, dan tunjangan pajak penghasilan.

Mungkin sebagian menyambut baik anak muda dipercaya menjadi staff khusus presiden. Namun, jika yang berpikir serius terkait kenegaraan, ini semua hanya dagelan politik Jokowi saja untuk menutupi kegagalannya memenej negara. Keputusan menggaet anak-anak muda ke dalam daerah eksekutif utama dipandang sebagai sekadar simbol belaka. Ini seolah ditunjukkan ke publik bahwa Jokowi memenuhi komitmen untuk melibatkan kelompok milenial.

Kalau bicara lembaga yang membantu presiden, kita akan lihat banyak sekali lembaga kepresidenan yang sudah ada seperti menteri sekretaris kabinet, kantor staf presiden dengan berbagai macam deputinya, ada utusan khusus, ada wantimpres, dan sekarang ditambah lagi 13 staf khusus. Maka akan sangat terlihat sekali tujuan dari pengangkatan stafsus ini mereka hanya untuk dijadikan pajangan. Namun rakyat dirugikan dengan pemborosan gaji mereka yang besar.

Lagipula kalaupun mereka ini serius dijadikan teman ngobrol presiden, dengan adanya mereka akan membuat Presiden terlalu banyak pembisik. Sehingga, Presiden Jokowi akan semakin bingung ketika mengambil sebuah kebijakan. Numun juga akan ada tumpang tindih di antara posisi stafsus ini dengan posisi lainnya seperti kepala staf kepresidenan (KSP), akibatnya mereka hanya akan menjadi aksesoris saja.
Sehingga sekali lagi, Jokowi menggaet stafsus dari kalangan milenial hanya sekedar formalitas untuk menunjukkan bahwa rezim melibatkan anak muda. itu saja, titik.

Seharusnya Jokowi memilih orang-orang yang tepat, mengisi posisi apapun dengan orang tepat, right man in the right place. Penunjukkan jabatan negara seharusnya didasarkan pada integritas, pengalaman memadai, kapasitas, kapabilitas, dan kualitas, bukan berdasarkan kepentingan kelompok tertentu yang belum kebagian jatah atau hanya berdasarkan usia. Harunya orang-orang yang Crème de la crème, terbaik dibidangnya.

Ini karena uang yang keluar terlalu banyak dengan kerja part time dan tugas yang tidak jelas, dilain pihak gaji mereka bisa dipakai untuk para pahlawan tanpa tanda jasa yang nasib mereka belum pasti sampai sekarang.

Jokowi harusnya fokus ke dalam platform solusi kedepan tentang ekonomi Indonesia pada lingkungan dunia yang akan resesi. Jokowi harusnya fokus planning menaikan pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan peforma ekonomi Indonesia yang kembali memburuk dan menurunnya tingkat beli masyarakat. Jokowi harusnya lebih memikirkan keadilan Hukum yang sekarang sedang amburadul. Dan buanyak masalah lain, padahal strategi pencitraan sudah lewat.

Benarlah Bisyarah Rasulullah saw dalam doanya dan harus kita selalu lantunkan:
أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ
“Semoga Allah melindungimu dari penguasa bodoh.” []



Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget