Oleh : Maulana Jati
Tidak ada keraguan bagi seluruh kaum muslimin tentang tingginya kedudukan dari para Alim Ulama. Karena mereka berada di dalam kebaikan Islam dan komitmen mereka terhadap Al-Quran dan As-Sunnah, mereka bak seorang Imam yang harus diikuti langkahnya, diikuti perbuatannya sebagai contoh, diambil pendapatnya sebagai fatwa Agama dan persetujuan mereka sebagai persetujuan Agama. Ilmu yang mereka miliki telah mengantarkan mereka pada kedudukan derajat tinggi.
Para Ulama merupakan benteng penghalang kokoh antara Islam dengan musuh-musuhnya, pelindung umat dari kezhaliman dan penasihat bagi para pemimpin yang shalih. Para Ulama merupakan cahaya yang menerangi umat dan dunia ini, di saat kebenaran Islam tampak samar-samar bagi sebagian manusia, bahkan ketika Islam dihinakan dengan berbagai cemoohan, mereka manjadi garda terdepan dalam membela Agama ini tanpa rasa ketakutan.
Para Ulama merupakan pewaris para Nabi di tengah umatnya karena para Nabi hanya mewarisi Ilmu dan kita ketahui bahwa para Nabi itu tidak mewariskan harta. Sehingga para Ulama merupakan diantara nikmat Allah swt terbesar yang dianugerahkan kepada umat. Allah swt telah menjamin menjaga agama Islam melalui para pejuang Islam yang mukhlish ini. Mereka ini adalah Ulama Amilun; para Ulama yang terus mengamalkan ilmu karena mereka merupakan panutan dan pelita kehidupan.
Karena Keikhlasan dan Amal, merupakan pembeda diantara mereka, mana yang Ulama Akhirat dan Ulama Dunia.
Ketika para Ulama Akhirat duduk berdampingan dan membicarakan terkait keumatan, maka dipastikan mereka sedang membicarakan perkara penting dan pasti ada sesuatu yang luar biasa terjadi di tubuh umat. Umat sedang mengalami kemunduran yang luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Umat dituduh, dizhalimi dan mereka mengalami kesengsaraan dan berat dalam menjali kehidupan. Belum lagi umat Islam di belahan dunia lain. Sehingga Ulama yang mukhlish pasti akan merasakannya dan akan berpikir mencari solusinya.
Pada Ahad ini, tanggal 17 November 2019, para Ulama berkumpul, memperingati Maulid Nabi Muhammad Rasulullah saw 1441 H di kediaman KH. Toha Kholili.
KH. Toha Kholili adalah Cicit dari Al-‘Alim al-‘Allamah asy-Syekh Haji Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau dikenal dengan nama Mbah Kholil atau Syaikhona Kholil.
Syaikhona Kholil sendiri merupakan keturunan dari Sunan Gunung Jati. Guru Beliau sangat banyak yang dikenal ketika di Mekah antara lain Syeikh Nawawi Al-Bantani (Guru Ulama Indonesia dari Banten), Syeikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, Syeikh Mustafa bin Muhammad Al-Afifi Al-Makki, Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud Asy-Syarwani.
Syaikhona Kholil ditahbiskan sebagai guru dari KH. Ahmad Dahlan (pendiri Ormas Muhammadiyah) dan KH. Hasyim Asy’ari (pendiri Ormas Nahdlatul Ulama). Sehingga dua ormas besar di Indonesia ini harus berterima kasih atas jasa beliau ini.
Kumpulan para Ulama di tempat yang utama ini, ternyata mengeluarkan beberapa pandangan khususnya terkait Ulama Rabbani, penerapan Syariah dan Khilafah yang merupakan solusi atas permasalahan umat yang terjadi saat ini. Dan yang menarik ada pernyataan bahwa tidak ada keraguan dalam perjuangan Khilafah karena bagian dari Syariat Islam dan kesepakantan para Ulama mu'tabar.
Hayu, kaum Muslimin... Jangan ragu lagi dengan dakwah Khilafah, jangan lagi takut berbicara mengenai Khilafah, Khilafah adalah solusi bagi kehancuran manusia saat ini, Khilafah adalah ajaran Islam, Khilafah bahkan sebagai mahkota kewajiaban karana banyak kewajiban yang tidak sempurna tanpa Khilafah. Keberadaan Khilafah akan menjaga Agama ini, menyatukan hati kaum muslimin, menerapkan keadilan bagi manusia dan melaksanakan dakwah ke seluru dunia.
Para Ulama dari dulu sudah menyepakatinya dan dipertegas lagi oleh para Ulama yang hadir di acara Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW & Multaqo Ulama se-Indonesia ini.
Bahkan KH. Toha Kholili menyatakan :
"Saya merasa bersalah dan menyesal terlambat mendukung dan berjuang bersama menegakkah Syariah dan Khilafah." Allahu Akbar! Allahu Akbar!. []
Posting Komentar