Gagalnya Upaya Rezim Menghalangi Dakwah Syariah-Khilafah


Oleh : Maulana Jati

Sudah diceritakan dalam Al-Qur'an dengan beberapa kisah bahkan menjadi Sunnatullah yang berlaku di dunia ini, bahwa musuh-musuh Islam tidak akan pernah berhenti berusaha menghadang dakwah Islam. Dengan berbagai cara dan upaya dengan budget berapapun dikeluarkan untuk menghilangkan, memalingkan, menjauhkan dan menghalangi manusia dari Agama yang Allah swt turunkan dengan segala kesempurnaannya.

Sejak sebelum hijrah, dakwah Islam yang diusung oleh Nabi saw dan para sahabat, terdapat manuver-manuver jahat dan zhalim untuk membungkam siapa saja yang berjuang untuk Islam. Mereka selalu berusaha melemahkan ghirah kaum muslimin yang berusaha istiqamah terhadap perjuangan ini. Salah satunya dengan melakukan bullying, persekusi, siksaan, penghinaan, cacian, dan celaan terhadap dakwah dan para pengembannya.

Pada saat ini pun, penghalangan kepada dakwah, usaha yang dilakukan mereka untuk menggagalkan misi-misi dakwah masih berlanjut. Secara umum kita bisa melihat jenis upaya yang mereka lakukan :

Pertama, mereka akan menghina pengemban dakwah dan melemahkan semangat juang mereka.

Di upaya jenis ini, sasaran mereka menyerang pelaku dakwah. Pada zaman ini, kita sudah tahu pelaku dakwah akan dihantam dengan berbagai upaya baik dihina atau bahkan dikriminalisasi. Kita sudah tahu siapa saja ulama dan aktivis yang diduga ada kriminalisasi. 

HRS yang sampai sekarang pun masih belum selesai bertahun-tahun beliau dizhalimi. Ustadz Bachtiar Nasir lewat kasus lama berupa tindak pidana pencucian uang. Habib Bahar bin Smith  atas kasus penganiayaan anak dan tokoh lainnya dengan kasus yang sepele tapi dibesar-besarkan. 

Yang  terbaru, ustadz Jafar Shadiq menghina Ma'ruf Amin langsung ditangkap padahal itu delik aduan, prosesnya cepet banget. Ini beda jika yang dihina Kanjeng Nabi Muhammad saw, sampai sekarang pun proses kasusnya lambat banget, bisa jadi tidak diproses seperti sebelumnya. Padahal kemulian dan pembelaan atas Nabi Muhammad saw harus diutamakan dibandingkan siapa saja.

Kita masih ingat pencabutan BHP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tanpa prosedur yang benar. Usaha ini juga akan dilakukan sama terhadap Front Pembela Islam (FPI) dengan menolak perpanjangan izinnya. Mereka ingin menghilangkan ormas Islam pengkritik utama rezim ini, setelah sebelumnya tidak mau bergabung dengan rezim ini dalam kezhaliman.

Namun, ini berbeda, jika pelaku zhalim dan kroninya melakukan perbuatan kriminal seperti menghina Nabi saw dan penistaan terhadap Agama. Mereka dibiarkan begitu saja, proses yang dilakukan lama, prosedurnya ketat sampai harus aksi berjilid-jilid untuk merealisasikannya. Sedangkan pelaku dakwah ditangkap duluan, prosedur hukumnya belakangan dan terkadang dilewatkan.

Apakah dengan upaya ini pelaku dakwah akan berhenti? Saya yakin tidak, mereka justru semakin melawan kezhaliman. Justru pelaku zhalim terhadap dakwahlah yang akan tumbang sebagaimana Abu Jahal, Abu Lahab dan kawan-kawannya. Padahal mereka yang justru terus menuduh Nabi saw sebagai ahli sihir, pendusta, dan orang gila.

Kedua, mereka akan memframing buruk ajaran Islam yang dibawa pengemban dakwah.

Dulu, dakwah Islam diframing buruk salah atunya lewat Jihad. Ajaran Islam ini dimonsterisasi sedemikian rupa, mengaitkan ajaran ini dengan terorisme dan anti kemanusiaan.  Yang lain mereka menyerang keadilan bagi hukum waris, jilbab bagi para wanita, toleransi dan lain-lain. Upaya ini dilakukan terus menerus sampai hari ini.

Sekarang, ajaran Islam, Khilafah yang menjadai sorotan. Khilafah menjadi momok tertentu di negeri ini. Ajarannya dikaitkan dengan radikalisme, monterisasi atasnya dihubungkan dengan perilaku ISIS di Suriah. Padahal Khilafah merupakan konsep solusi bagi negeri ini, setelah kita melihat boboroknya sistem keadilan di negeri ini, dan lebarnya kesenjangan kesejahteraan masyarakat di tengah-tengah kita.

Apakah dengan upaya tersebut ajaran Islam khususnya Khilafah akan berhenti didakwahkan? Saya yakin tidak, justru ajaran ini akan semakin digaungkan. Justru Khilafah akan segera tegak, dengannya kapitalisme dan komunisme akan tumbang. Sebagaimana tumbangnya peradaban persia dan romawi timur oleh peradaban Islam.

Ketiga, mereka akan menghalangi manusia dari ajaran Islam.

Pada zaman Suharto, jilbab dilarang keras dianggap anti pancasila. Sehingga kaum muslimin takut dengan tuduhan ini. Namun, kaum muslimin tidak berhenti begitu saja sampai akhirnya sekarang orang berjilbab dimana-mana. 

Sekarang upaya seperti ini masih dilakukan. Kata terorisme dan radikalisme merupakan upaya mereka untuk menjauhkan masyarakat untuk mendekati Islam. Pejuang Khilafah juga dituduh radikal radikul dan anti pancasila. Lahirnya Surat Keputusan Bersama (SKB) Antiradikalisme, menjadi petanda bagi usaha mereka menghambat dakwah Syariah Khilafah. Padahal sebuah lembaga survei mengumumkan hasil surveinya bahwa Indonesia tidak sedang dalam keadaan darurat radikalisme. Bahkan aktivis hak asasi manusia seperti Haris Azhar, memprotes keras dan mempertanyakan kepentingan lahirnya SKB tersebut.

Munculnya SKB Antiradikalisme ternyata belum cukup, lahir permenag tentang Majelis Taklim (MT). MT merupakan upaya pendidikan Islam di tengah masyakat, kini tiba-tiba diwajibkan mendaftar ke KUA.

Apakah dengan upaya tersebut manusia akan takut dan menghindar dari Islam? Saya yakin tidak, faktanya banyak orang yang Hijrah dan bertambah kesadaran kaum muslimin dalam upaya dakwah Syariah Khilafah. Dan justru kedepan banyak orang berbondong-bondong masuk Islam sebagaimana sebelumnya.

Perjuangan Islam memiliki kepastian yang tidak dimiliki oleh pejuang ideologi lain. Tujuan perjuangan Islam akan tercapai sebagaimana Allah swt kabarkan. Pahala bagi pejuang Islam juga sudah jelas. Khilafah yang diperjuangkan juga sudah jelas merupakan janji Allah swt dan bisyarah Rasulullah saw. Sehingga rezim dan pendukungnya hanya melakukan usaha yang sia-sia, yang justru menghantarkan mereka kepada dosa dan siksaan pedih di Akhirat. Naudzubillahi min dzalik...

الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ () أُولَئِكَ لَمْ يَكُونُوا مُعْجِزِينَ فِي الأرْضِ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ يُضَاعَفُ لَهُمُ الْعَذَابُ مَا كَانُوا يَسْتَطِيعُونَ السَّمْعَ وَمَا كَانُوا يُبْصِرُونَ () أُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ 

(yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya adanya hari akhirat. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak adalah bagi mereka penolong selain Allah. Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran) dan mereka selalu tidak dapat melihat (nya). Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. (Huud : 19-21). []

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget