Kemenag merilis Indeks Kerukunan Umat Beragama, yang diukur adalah toleransi, kesetaraan dan kerjasama antarumat. Sedangkan kebencian jadi faktor rendahnya indeks
Yang menarik, yang menempati papan atas adalah provinsi yang minim Muslimnya, walau tak semua. Yang juga menarik, Prov. Papua dianggap lebih rukun dari DKI Jakarta
Perbedaannya juga sangat jauh, Prov. Papua dengan indeks 79.0 berada di posisi 6, sedang DKI Jakarta hanya 71.3 dan ditempatkan di bawah rata-rata indeks nasional
Saya jadi bertanya-tanya, sebenarnya untuk apa Kemenag merilis indeks ini? Untuk memberikan informasi, ataukah menajdi bagian program rekayasa sosial?
Andai hanya untuk informasi, maka indeks semisal ini hanya memecah belah Indonesia. Seperti peringkat pada siswa, yang akhirnya membuat segregasi atau pemisahan
Andai memang seperti dalam indeks itu adanya, bukankah lebih baik bagi kemenag, atau yang terkait, untuk melakukan silent operation? Program pembenahan tanpa ramai?
Beda halnya bila ini masuk ke dalam program Islamophobia, atau de-radikalisasi. Apalagi yang mengeluarkan kemenag, yang ingin dikesankan, Islam itu tidak toleran
Ini bisa dikonfirmasi, bahwa provinsi-provinsi dengan indeks paling rendah, adalah provinsi yang selama ini justru dikenal dengan semangat Islam yang tinggi
Paling rendah diurut keatas: Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Banten, Riau. Apakah pesan yang ingin diantar sama saja: Semakin Islam, semakin radikal
Lucunya, seolah kemenag lupa, ratusan orang yang hilang nyawa di Papua kemarin. Ada yang dibakar, dipenggal, dan tindakan kejam lainnya, sungguh miris
Kemenag saat ini juga mungkin tak lagi tahu, bagaimana Islam itu agama penuh damai dan toleran. 212 adalah bukti nyata kerukunan umat, bukan kertas survei khayalan belaka
Ustadz Felix Siauw
Posting Komentar