MAHFUD MD SEBUT MUSLIM UIGHUR SPARATIS ? OALAH FUD MAHFUD, BERHENTILAH MENYAKITI HATI UMAT ISLAM !


Oleh : Nasrudin Joha 

Menko Polhukam Mahfud MD mengklaim telah berbicara dengan Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Qian mengenai etnis Uighur di Xianjiang, China. Dia mengatakan Xiao menyebut etnis Uighur separatis karena memiliki agenda di luar kerangka negara China.

"Saya pribadi sudah bicara dengan Duta Besar China tentang Uighur khusus. Saya tanya bagaimana sih tentang Uighur? Karena orang Indonesia itu banyak bertanya, banyak protes," ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (19/12).

Pernyataan Mahfud soal tudingan muslim Uighur sebagai kelompok sparatis ini sangat menyakitkan. Pasalnya, pernyataan itu Mahfud sumbernya hanya copas dari dubes China.

Alih-alih Mahfud mengkritik China, memprotes China, bahkan ajukan nota protes resmi atas nama bangsa Indonesia, Mahfud justru menjadi 'jubir' China dalam urusan muslim Uighur ini. Mahfud terlalu naif, meminta klarifikasi peristiwa pembantaian dari pihak yang membantai.

Seharusnya, Mahfud bertanya pada korban atau kepada pihak netral yang melakukan penyelidikan langsung. Bukan kepada China selaku pihak penjagal muslim Uighur. 

Mahfud jika mau berselancar di sosmed juga banyak bukti kekejaman rezim bengis teroris komunis China terhadap muslim Uighur. Asal saja, saat berselancar jangan seperti Yusuf Mansur yang hanya melihat video pesantren di Xinjiang. 

Kalau mau mencari Googling saja, kata kuncinya "pembantaian muslim Uighur di China", bukan dengan judul "pondok pesantren muslim di Xinjiang". Sebab, meskipun sama-sama cari bukti, jika niatnya beda hasilnya juga beda.

Sama seperti delegasi ormas yang diundang China pergi ke Xinjiang 10 bulan yang lalu. Itu niat dan tujuannya, adalah untuk mereduksi opini internasional yang menyudutkan China pada kasus muslim Uighur. Karenanya wajar, rombongan diajak ke 'destinasi wisata' di Xinjiang , bukan mencari korban pembantaian rezim China di Xinjiang.

Kalau mau tahu betapa pedihnya kehidupan di Palestina itu bertanya kepada korban, kepada orang Palestina bukan kepada Israel. Kalau ingin tahu kekejaman rezim India pada kasus kewarganegaraan India, itu bertanya pada muslim India, bukan kepada rezim India. 

Sederhananya, kalau mau tahu betapa susahnya hidup dibawah Kepemimpinan Jokowi itu tanya rakyat Indonesia, jangan tanya rakyat cebong. Kalau tanya cebong, mereka akan jawab hidup di zaman Jokowi itu hebat, meski mereka nunggak kontrakan berbulan-bulan.

Jadi kalau tidak bisa empati kepada muslim Uighur, jangan menambah sakit dan pedih. Menyebut muslim Uighur sebagai sparatis, pemberontak, meski dengan dalih mengutip pernyataan dubes China, itu sangat menyakitkan. Dah hal itu, bukan hanya menyakitkan muslim Uighur, tetapi menyakitkan bagi seluruh umat Islam. [].

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget