WIDIW, DENSUS 88 NYALINYA TURUN CUMA BERANI TEBAR TEROR KE PAUD !


Setelah aksi dar der dor, meneror publik dengan sejumlah penangkapan, penembakan, dan peledakan, kini densus 88 menurunkan levelnya. Sekarang, densus mainannya bukan Imam masjid atau aktivis Islam, atau melawan militan sekelas Santoso. Densus telah menurunkan levelnya secara sangat signifikan. Densus 88 kini menebar teror kepada komunitas PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

Meskipun demikian, densus 88 masih satu level diatas Firaun. Jika fir'aun dahulu menebar teror dengan membunuh setiap bayi lelaki yang lahir, densus agak diatasnya. Mainan densus bukan bayi yang baru lahir, tetapi anak PAUD.

Sebagaimana diberitakan, pada Jumat (29/12) Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah sebuah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) di Kampung Kutuwates, RT 07, RW 10, Dusun Kragilan, Sinduadi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat.

Sebelum penggeledahan, polisi disebut telah menangkap orang dengan inisial 'PO' di Puskesmas, Kecamatan Mlati. Densus 88 menggeledah satu per satu ruangan, mulai dari ruang belajar, ruang kantor PAUD, hingga ruang tidur PO dan anak-anaknya.

Sejumlah barang yang dibawa Densus, kata dia, di antaranya chargers telepon genggam, headset HT (handy talky), sebuah stik, sejumlah botol berisi cairan, sejumlah buku, serta empat paspor. Menurut warga, PO bersama istrinya yang berinisial NA mendirikan PAUD berbasis keagamaan sejak 8 hingga 9 tahun yang lalu.

Seperti biasa, narasi horor ditebar di seputar penangkapan. Dikisahkan, PO memiliki sikap yang tertutup dan enggan bersosialisasi dengan warga sekitar. Sejak PAUD itu berdiri, PO juga dinilai memperlihatkan pandangan keagamaan yang berbeda dengan warga setempat pada umumnya.

Tidak jelas apa kesalahan PO yang mendirikan PAUD sehingga ditangkap. Tak jelas juga, dasar hukum penggeledahan PAUD yang memiliki hak privat dan ekslusif dari perilaku ngawur densus 88 yang tanpa adab, mengacak-acak ruang privasi warga negara yang dijamin konstitusi.

Yang jelas, penggeledahan ini sejalan dengan narasi radikalisme yang dijajakan rezim. Menurut rezim Jokowi, radikalisme saat ini telah masuk hingga PAUD. Entah apa yang dimaksud, yang jelas hingga saat ini tdk ada definisi dan batasan yang tegas tentang apa yang dimaksud dengan radikalisme.

Hanya saja saya prihatin pada densus 88, masak sekarang mainannya PAUD ? Apa itu Ga mengurangi 'kegagahan' densus 88 ? 

Disisi yang lain, banyaknya penangkapan oleh densus 88 itu hanya ramai di media, nyaris tidak sampai ke ruang pengadilan. Jika densus hanya sibuk menangkap, sementara hasil tangkapan tidak dibawa ke meja hijau, ini densus sedang mempraktikkan apa ? Menegakan hukum atau melakukan penculikan dan penghilangan nyawa diluar hukum ? Apakah ini yang dinamakan ekstra Yudisial killing ? 

Ayolah densus, bawa itu hasil tangkapan ke pengadilan. Jangan hanya heboh saat penangkapan dan di media, tetapi tak bisa menunjukan  dasar penangkapan dan bukti kasus di meja persidangan.

Kalau praktiknya hanya tangkap-tangkapan, itu sama saja densus menebar teror ditengah masyarakat. Kenapa hanya Islam yang diteror ? Kenapa hanya pondok pesantren, masjid dan PAUD yang digeledah ? Kenapa tidak geledah gereja ? Kenapa tidak sita sekolah-sekolah penabur dan penuai ?

Ah cemen densus, beraninya hanya kepada umat Islam. Itupun karena pegang senjata dan menggunakan wewenang. Coba kalau menegakan hukum secara fair, pasti densus tidak punya nyali untuk main tangkap-tangkapan semau-mau. []

Penulis : Nasrudin Joha 
Editor : AS

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget