=> Ada ustadz, klaim-nya "pengikut setia kaum Salaf". tapi lisannya, duhai minta ampun kotornya. !? Lisannya sangat ringan mengumpat. Umpatannya diumbar di sembarang tempat. Di majelisnya anda mudah mendengar vonis “bahlul” untuk yang berbeda pendapat dengannya.
=> Melihat demonstrasi kaum muslimin, dia bilang mereka khawarij. Darahnya halal ditumpahkan bila tetap melawan. Padahal “waliyyul amri”nya melegalkan demo. “Waliyul amri” nya saja tak menyebut pendemo sebagai “bughat”. Tapi si Ustadz ini baru puas jika menghalalkan darah mereka. “Lumayan buat mengurangi kepadatan Jakarta,” katanya.
=> Duhai, sepanjang hidupku aku baca siroh para salaf nan shaleh, tak kutemukan teladan berlisan keji seperti itu. Para Salaf yang kuteladani: Selalu menimbang kata yang terucap. Selalu tertegun pada lisannya sendiri.
=> Mungkin si Ustadz itu lupa: bahwa setiap katanya akan dihisab. Setiap tuduhannya akan ditagih di pengadilan Allah Ta'ala. Semua hamba Allah yang divonisnya akan menjadi lawannya di Yaumil Hisab. Mungkin “dia” lupa: Banyak manusia tersungkur ke neraka karena lisan dan kata-katanya…
=> Sahabatku… Saudara saudariku.., Marilah memanjatkan isti'adzah kepada Allah
Agar dijauhkan dari hati yang penuh benci seperti itu. Agar lisanmu dijauhkan dari kekejian macam itu. Bila engkau punya pilihan:
Jauhilah majlis ustadz berlisan keji itu! Namun jika engkau tak punya pilihan: Maka ambil madunya, dan buang racunnya!
Ya Allah, ampunilah hamba…
Posting Komentar