Ada yang melempar statement :
" Banyak yang menginginkan FPI dan HTI dibubarkan."
Ini pernyataan yang benar. Apalagi di negara yang menganut sistem Sekulerisme-Demokrasi-Liberalisme. Di negara begini, dimana kebenaran itu adalah apa yang baik menurut hawa nafsu mayoritas manusia, tentu saja kelompok yang menyatakan "yang berhak menentukan baik dan buruk itu hanya Allah," akan dimusuhi.
Bukankah ini yang dialami oleh hampir seluruh Rasul Allah ?
Bukankah ini juga yang dialami Muhammad Rasulullah ?
Dibenci, dimusuhi, bahkan ingin dibunuh oleh kaumnya sendiri, hanya karena beliau mengatakan aturan kehidupan kaumnya itu adalah aturan kehidupan yang bathil, dan aturan kehidupan yang benar adalah yang beliau bawa, yaitu Islam.
Di muka bumi ini, jumlah populasinya kini sekitar 7 milyar jiwa manusia. Yang muslim, hanya sekitar 1,7 milyar jiwa. Maka jika disebut : " Banyak yang ingin Islam dihapuskan dari muka bumi ini."
Betul. Lihat saja memang lebih banyak populasi kafir dari muslim.
Tidak aneh jika kafir tidak menginginkan adanya umat Islam di muka bumi ini. Begitu juga dengan FPI atau HTI, tidak heran jika kafir tidak menyukai mereka. Ingin mereka dibubarkan.
Yang jadi persoalan adalah, ketika statement itu keluar dari lisan seorang yang mengaku dirinya muslim. Statementnya itu mengindikasikan bahwa dia juga termasuk bagian dari yang menginginkan FPI dan HTI dibubarkan. Keinginan membubarkan FPI dan HTI bersandar pada kriteria banyak orang yang juga ingin membubarkannya.
Jika mengikuti argumen begini, maka dia juga pastiu setuju jika Islam dihilangkan dari muka bumi ini, karena lebih banyak kafir yang menginginkan Islam itu tiada.
Inilah cara fikir seorang sekuler sejati. Kebenaran itu selalu ditopang dengan pendapat mayoritas. Jika sudah banyak yang tidak suka, maka dengan spontan sesuatu itu pastilah sesuatu yang buruk.
Padahal sebagai muslim, sandaran kita untuk menilai sesuatu itu baik atau buruk bukanlah karena pendapat mayoritas manusia, tapi bagaimana pendapat Allah SWT tentang sesuatu itu. Jika kita dapati sesuatu itu baik menurut Allah SWT, maka kita tidak boleh memusuhinya, membencinya, walau mayoritas manusia memusuhi dan membencinya.
Terkait FPI dan HTI, kira-kira bagaimana status kedua organisasi ini di mata Allah SWT dan rasul-Nya ?
Firman Allah SWT:
“Hendaknya ada diantara kalian sebuah jama’ah yang menyerukan kepada kebajikan (Islam), menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan merekalah golongan yang beruntung” (Q.S 3:104).
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adhim menyatakan :
“Wal takum minkum umat : muntashabatun lil qiyamu bi amrillahi fid da’wati ilal khoiri wal amri bil ma’rufi wa nahyi ‘anil mungkari……”
“Ayat ini berarti (haruslah ada dari umat satu kelompok) yang diangkat untuk melaksanakan perintah Allah untuk berdakwah untuk Islam, menyeru yang ma’ruf dan mencegah yang munkar”.
Imam Ath-Thabari, seorang faqih dalam dalam tafsir dan fiqh , berkata dalam kitabnya Jami’ Al-bayan, tentang arti ayat itu yakni : ‘’ (Wal takun minkum) Ayuhal mu’minun (ummatun) jama’atun ‘’.
Artinya : “Hendaknya ada diantaramu (wahai orang-orang beriman) umat) yaitu jama’ah yang mengajak pada hukum-hukum Islam”.
Sementara yad'una ilal khair -mengajak kepada kebaikan
Imam Abu Ja’far At-Tabari menyatakan :’’(Yad’una) An-Nasa (ilal khoir) ya’ni ilal islami wa syara’I’ihi al-lati syara’ahallahu li’ibadiihi’’.
Artinya : ‘’ (mereka) (Menyeru) manusia kepada (Al-Khair) yaitu kepada Islam dan syari’at-Nya yang telah Allah SWT syari’atkan kepada hamba-Nya ‘’.
Al-Imam Mukatil Ibnu Hayyan(Seorang Tabi’in Ahli Tafsir) :
‘’(Yad’una ilal khoir) qola ilal islami, (wa ya’muruna bil ma’rufi) bi tho’ati rabbihim, (wa yanhauna ‘anil mungkari) ‘an ma’siyati rabbihim ..’’
(hendaknya mengajak pada Al-Khair) ia berkata (yaitu Mukatil Ibn Hayyan) adalah menyeru pada Islam, (mengajak pada yang ma’ruf) berarti mengajak untuk mentaati Allah dan (mencegah yang munkar) berarti mengajak agar tidak melanggar perintah-Nya.
Ketika para ulama menafsirkan al-khair dalam ayat ini adalah Islam, maka ma'ruf dan munkar dalam ayat ini adalah ma'ruf dan munkar menurut Islam, bukan menurut manusia.
Inilah pendapat Allah SWT tentang kelompok yang "harus ada" diantara umat Islam.
Nah mari kita cocokkan dengan FPI atau HTI.
Apakah kedua kelompok ini adalah kelompok dari kalangan umat Islam (minkum) ? Iya.
Apakah kedua kelompok ini menyeru pada Islam ? Iya.
Apakah kedua kelompok ini menyruh kepada yang ma'ruf, yaitu menerapkan dan melaknasakan Syariat Islam ? Iya.
Apakah kedua kelompok ini mencegah pada yang munkar, yaitu mencegah dari melanggar atau meninggalkan syariat Islam ? Iya.
Berarti kelompok ini memenuhi syarat sebagai kelompok yang "harus ada" ditengah-tengah umat Islam, karena begitulah perintah Allah SWT di ayat di atas.
Tapi kemudian ada yang berkeinginan membubarkannya bukan bersandar pada pendapat Allah SWT, tapi pada pendapat banyak orang. Wow ...!
Ini namanya, dia itu tidak sependapat dengan Allah SWT. Saya tidak tahu kenapa begini. Ini jelas jadi urusan serius antara dirinya dengan Allah SWT yang sudah diselisihinya.
Katakanlah dia tidak perduli. Hati, mata dan telkinganya telah tertutup mati. Apakah mungkin dia dapat melaksanakan keinginannya ? Bisa. Buktinya Yahudi yang bersekongkol dengan penguasa Romawi bisa menghentikan dakwah nabi Isa as.
Namun persoalan bukan pada masalah dia bisa atau tidak. Persoalannya adalah pada siapa yang celaka dan siapa yang mulia sekiranya dia bisa mewujudkan keinginannya ?
Walau dakwah nabi Isa bisa dihentikan Yahudi dan penguasa Romawi, tidak merugikan nabi Isa sedikitpun. Beliau tetap mendapat tempat mulia di sisi Allah SWT. para sahabat beliau juga yang kemudian diburu dan dibunuhi oleh penguasa Romawi atas provokasi Yahudi, tetap menjadi orang-orang mulia di mata Allah. Sementara yahudi dan penguasa Romawi itu telah disediakan Allah SWT api neraka menyala-nyala sebagai tempat tujuan akhir mereka selama-lamanya.
Jadi tidak masalah jika FPI dan HTI bisa dibubarkan, anggotanya ditangkapi atau bahkan dibunuhi. Mereka tidak dirugikan sedikitpun, karena mereka sudah jelas benar menurut Allah SWT.
Beda dengan pihak yang ingin mendzalimi mereka. Mereka hanya benar di mata sebagian manusia, dan salah besar di mata Allah. Mungkin beberapa saat mereka akan bisa tertawa, tapi pesta mereka pasti usai saat kelak berjumpa dengan hakim agung Allah SWT. Tawa mereka akan berubah lolong minta ampunan karena dihadapan mereka sudah diperlihatkan tempat yang akan mereka huni selama-lamanya, neraka jahannam.
Maka jika kamu muslim, sandarkan rasa cinta bencimu pada sesuatu pada apa-apa yang dicintai dan dibenci Allah SWT. Namun jika mengikuti suara kebanyakan manusia :
Firman Allah SWT :
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” [QS.al-An'am/6: 116]
Carilah ridha Allah SWT, bukan ridha manusia.
wallahu a'lam.
By Syarippudin Chan
Posting Komentar