APA YANG SPESIAL DARI TAHUN BARU...?

Jika kita melihat realitasnya secara dangkal, tahun baru itu berasa spesial tidak lain karena beberapa hal berikut ini :

1. Terjadinya perubahan angka di kalender kita, yang tidak biasa (tidak setiap hari kita lihat). Yang semula 2015 jadi 2016, yang biasanya 2016 jadi 2017. Dan tahun baru (tanggal 1 Januari) adalah hari pertama untuk mengawali perubahan angka itu. Karena itulah, tahun baruan berasa spesial. Ini juga yang menumbuhkan motivasi untuk menjadikan tahun baru sebagai momen untuk melakukan perubahan dalam kualitas hidup. Ini tidak berbeda dengan tahun baru hijriyah. Sama saja sebenarnya.

2. Karena tanggal 1 Januari, adalah hari libur. Tanggal merah. Dimana-mana, yang namanya tanggal merah itu, ya libur, menyenangkan. Apalagi jika tanggal merahnya adalah mengawali awal tahun, tentu lebih spesial lagi. Bisa dibayangkan, seandainya tanggal 1 Januari itu bukan tanggal merah (tidak libur), maka tahun baru tidak akan berasa spesial. Tapi tentunya tidak mungkin. Sebab, ada hal yang 'memaksa' orang untuk meliburkan tanggal 1 Januari. Apa itu? Tidak lain adalah hati pertama tahun yang baru. Momen langka ini, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Makanya, diliburkan.

Menurut saya, semua yang spesial dari tahun baru, ya hanya berkisar soal itu. Tidak lebih.

Tetapi jika kita melihat secara lebih mendalam realitas tahun baru, atau bertambahnya tahun, maka akan terlihat bahwa bertambahnya tahun adalah bertambahnya usia. Bertambahnya usia, berarti berkurangnya jatah hidup di dunia. Padahal, urusan atau misi orang Islam hidup di dunia tidak lain adalah untuk menjalankan seluruh aturan-aturan Allah. Allah berfirman :

Wa maa kholaqtul jinna wal insa illaa liya'buduun.. dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku..

Dengan semakin berkurangnya usia, berarti waktu untuk menjalankan misi itu pun menjadi berkurang. Padahal, aturan Allah itu banyak. Belum semua aturan Allah itu diterapkan. Karena itu, berkurangnya waktu hidup di dunia, justru seharusnya membuat manusia menjadi semakin takut, semakin khawatir akan batas waktu yang semakin mendekat. Sementara, amal ibadah, belumlah banyak. Oleh karena itu, momen perubahan tahun, seharusnya justru membuat seorang muslim semakin bersedih karena jatah waktu hidupnya di dunia menjadi semakin berkurang, waktu beramal saleh menjadi berkurang.

Jika demikian, lantas apakah tidak diperbolehkan seorang muslim menjadikan momen tahun baru sebagai momen spesial untuk melakukan perubahan yang lebih baik lagi dalam beramal saleh? Menjadikan momen tertentu sebagai wasilah (sarana) perubahan ke arah yang lebih baik, bukanlah hal yang salah. Tetapi hal itu harus memperhatikan dua hal :

Pertama, jika momen perubahan itu adalah dengan cara sebagaimana yang dilakukan orang kafir, maka hukumnya tentu haram. Semisal, menjadikan perayaan tahun baru sebagai momen. Ini tentu tidak dibenarkan karena tradisi perayaan tahun baru masehi adalah mengikuti tradisi orang kafir. Sementara Rasulullah saw melarang untum meniru-niru tradisi orang kafir. Man tasyabbaha bi qoumin fahuwa minhum. Barang siapa meniru-niru suatu kaum maka dia termausk di dalamnya.

Kedua, menjadikan momen tertentu sebagai momen perubahan ke arah yang lebih baik, tentu berseberangan dengan semangat melakukan perubahan itu sendiri. Berubah ke arah pribadi yang lebih baik, tentu itu merupakan suatu kebaikan. Untuk berubah menjadi lebih baik, untuk mengerjakan suatu kebaikan, tentu tidak harus menunggu momen-momen tertentu. Sebab, perubahan ke arah lebih dikatakan 'terjadi' yaitu ketika kita menghentikan perbuatan yang tidak benar lalu kita ganti dengan perbuatan yang benar. Jadi, kalau kita masih harus menunggu momen tertentu, itu artinya kita masih memelihara perbuatan-perbuatan kita tidak benar. Bagaimana dikatakan baik, jika masih memelihara perbuatan yang tidak benar?

Kesimpulannya, bahwa momen spesial tahun barunan, sebenarnya hanya menyenangkan bagi mereka yang :

1. Tidak mengenal konsep beragama
2. Mengenal konsep beragama, tetapi mengesampingkan peran agama dalam kehidupan

Sementara bagi orang yang menjadikan agama sebagai dasar hidupnya, dia justru akan bersedih dengan bertambahnya tahun dikarenakan jatah hidupnya dan jatah waktunya untuk beramal saleh, menjadi berkurang.

Jadi, spesialkah tahun baru untuk mu? Apa yang membuatnya spesial?

Agus Trisa

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget