Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani
Bila saat ini kita menyaksikan banyak persekusi terhadap aktifis HTI di mana-mana, jangan salah, bukan baru kali ini itu terjadi, dari mulai awal kemunculannya pun Hizbut Tahrir sudah mendapat banyak persekusi. Para pendirinya dikriminalisasi, bahkan tanpa diadili langsung dijebloskan di balik jeruji besi oleh rezim Yordania antek yahudi.
Ternyata, bukannya ide penegakkan Syariah dan Khilafah padam, justru ide itu semakin gilang gemilang mendapat sambutan. Buktinya, meskipun Hizbut Tahrir sejak awal berdirinya sudah mendapat banyak tekanan, tetapi toh sampai juga mereka ke negeri ini. Artinya, perjuangan mereka tidak pernah mati.
Bayangkan, bermula dari Syaikh Taqiyuddin dan beberapa sahabatnya di Palestina, kini gagasan Khilafah sudah sangat mendunia, merasuk ke dalam segenap hati dan pikiran manusia yang berbeda bangsa dan negara.
Bandingkan dengan NU. Walaupun Nahdlatul Ulama ada di banyak negara, termasuk juga di eropa, tetapi tetap saja anggotanya orang Indonesia juga, yang mukim di sana. Berbeda dengan Hizbut Tahrir, mereka berada di negara-negara eropa, afrika dan yang lainnya, anggotanya pun warga negara yang asli di sana.
Bukan bermaksud ria, tetapi itulah realita. Agar para pembenci Hizbut Tahrir sadar, bahwa kebencian mereka pada hakikatnya adalah perlawanan terhadap ide yang sudah banyak diemban oleh warga dunia. Ibarat mencegah datangnya banjir bandang, mereka tidak akan mampu menahan. Usia mereka habis, sementara ide Khilafah semakin laris manis.
Kini ide itu telah menyelinap masuk ke tiap-tiap rumah warga Indonesia. Semua orang melihat dan menilai. Semua akan Khilafah pada waktunya. Yang qunut memperjuangkan Khilafah dan yang tidak qunut pun memperjuangkan Khilafah. Yang tahlil merindukan Khilafah dan yang tidak tahlil pun merindukan Khilafah.
Tanda-tanda itu semakin terasa ketika banyak orang yang coba menghadangnya. Ibarat padi, banyaknya hama yang datang menunjukan bahwa berkualitasnya padi yang ditanam. Semakin tinggi pohon menjulang semakin besar angin yang menerjang.
Andaikata ide Khilafah itu tidak laku, niscaya mereka tidak akan teriak-teriak memfitnahnya. Jika saja tegaknya Khilafah itu masih jauh, niscaya mereka tidak akan panik menghadapinya.
Faktanya, Hizbut Tahrir Indonesia yang menjadi garda terdepan perjuangan penegakkan Khilafah kini dianggap sudah eksis di mana-mana, bahkan mampu menunggangi semua pergerakkan umat Islam yang ada.
Luar biasa! Umumnya partailah yang menunggangi gerakan dakwah, majlis ta'lim dan pesantren untuk kampanye nya. Ini justru partainya yang ditunggangi HTI. Artinya, HTI tidak bisa ditundukkan, justru HTI'lah yang mampu menundukkan.
Pantas saja orang-orang yang dulu suka menertawakan HTI kini sudah tidak menertawakan lagi. Mereka sangat marah. Mereka sadar, Khilafah yang selama ini diperjuangkan HTI semakin banyak diminati. Harus serius menghadapinya, tidak boleh dengan bermain-main lagi.
Bagi kami, santai saja, brow! Semua akan Khilafah pada waktunya. Dihalangi atau tidak dihalangi mentari pagi akan tetap muncul kembali. Untuk menerangi penduduk bumi, bukan untuk menggelapi. Tidak usah takut dengannya. Kedatangannya untuk menghangatkan, bukan untuk membekukan. Untuk menguatkan, bukan untuk menghancurkan.
Allaahu Assalaam
#KhilafahAjaranIslam
#ReturnTheKhilafah
Cirebon, 31 Agustus 2018
Posting Komentar