Daaarr deeerrr dooorrrr…. 2 orang rakyat Indonesia di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat Tewas di Tempat. Kedua orang ini harus menerima timah panas dan menghadap pada Illahi hari ini. Katanya mereka katanya teroris, menurut kepolisian. Statusisasi tanpa cek dan ricek ini menjadi biasa di negeri ini. Teroris kian mudah dilekatkan pada siapa saja tergantung siapa yang bicara.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Boy Rafli mengatakan, mereka bersenjata golok dan berhadapan dengan senjata lengkap Densus 88 – apa daya, perlawanan golok dianggab membahayakan densus 88 dengan seketika dan mungkin Densus 88 panik juga naik pitam – Dorrr lewatlah… nyawa rakyat Indonesia itu.
Kepolisian tak sebut siapa nama mereka. Cuma kepolisian kenal siapa anak mereka. Katak Boy Rafly kedua orang tersebut Anaknya bernama Faiz dan Sofi. Dengan kematian 2 tersangka teroris tersebut, maka narasi tungal bahwa mereka disebut teroris harus di terima rakyat Indonesia – Densus 88 harus dianggab jadi pahlawan.
Dengan kekuatan media sekuler, Densus 88 adalah pahlawan bukan pembunuh berdarah dingin – Abu ini dan Abu itu dari keduanya harus diterima dianggab teroris.
Terakhir mungkin Densus 88 dan kepolisian tidak inginkan kita punya nama nama macam macam dengan nama abu – atau macam macam sebut densus88 dengan sebutan lain.
Ya heran kita saja sih kenapa harus pakai nama Abu Sofi dan Abu Faiz, apakah KTP mereka demikian redaksinya.. Kasihan tuh si Sofi dan si Faiz akan dikenang sebagai anak teroris.
Ya.. nasib sofi dan faiz lah kalau begitu. Tak kalah sedihnya nasib dua terduga teroris lain, Ivan dan Rijal. Mereka di tangkap hidup hidup dalam penggerabekan yang sama.
Boy menyebut Rijal dan Ivan sumber informasi rekannya tak jauh dari lokasi. Keduanya lalu memberikan informasi tentang tempat persembunyian Ayahnya si Faiz dan ayahnya di Sofi.
“Berdasarkan keterangan kedua terduga teroris yang berhasil ditangkap, masih ada 2 orang terduga teroris yang bersembunyi di kolam apung Waduk Jatiluhur,” kata Boy. (UI)
Posting Komentar