WARTAPILIHAN.COM, JAKARTA – Senin, 8 Mei 2017, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, mengumumkan bahwa pemerintah akan membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI.
“Mencermati berbagai pertimbangan, serta menyerap aspirasi masyarakat, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah hukum secara tegas untuk membubarkan HTI,” kata Menkopolhukam Wiranto, didampingi Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta.
Pengumuman itu membuat Indonesia bak diguncang gempa besar. Meski sebelumnya sudah santer berembus isyu pemberangusan HTI, tak urung pengumuman Wiranto mengejutkan. Terkesan tiba-tiba dan tergopoh-gopoh.
Menteri Wiranto menulis naskah pengumuman pembubaran HTI di secarik kertas HVS polos, tanpa kop, stempel, maupun tandatangan. Foto kertas ini kemudian terviral melalui media sosial.
Sedang Mendagri Tjahjo Kumolo tidak mampu mengemukakan data yang diklaim sebagai bukti dosa-dosa HTI pada kesempatan dini. Ia hanya bilang, ‘’Banyak catatannya, termasuk yang visual.’’
Mendagri juga sesumbar sudah memberikan surat peringatan (SP) sebelum pembubaran HTI. “Depdagri sudah banyak memberikan peringatan,” kata Tjahjo di Jakarta Pusat, Rabu (10/5/2017). Lagi-lagi, sambil mengatakan bukti fisik SP sudah tercatat di Kemendagri.
Namun, Juru Bicara HTI Ismail Yusanto membantahnya. ‘’Pembubaran ormas kan harus melalui pembinaan, SP1, SP2, SP3. Lha ini, jangankan SP3, SP1 saja kami belum pernah menerimanya,” kata Ismail.
Ketergopohan pemerintah disentil dalam Opini Tempo (Jumat, 12/5) yang berbunyi: … Pengumuman Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Senin lalu, bahwa pemerintah ingin membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia seperti dilakukan tanpa perencanaan matang dan terburu-buru….
Rabu (10/5) malam, TVOne menayangkan talkshow Apa Kabar Indonesia malam bertema seputar pembubaran HTI. Tentu, ini akan jadi ajang konfirmasi (tabayun) yang menarik. Biar informasinya clear.
Sayang, hingga akhir tayangan, talkshow tidak bisa menghadirkan narasumber dari ‘’pelat merah’’ yang relevan dan kompeten. Hanya menampilkan jubir HTI Ismail Yusanto dan Ketua PP GP Ansor Saiful Rahmat Dasuki, serta telewicara Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun.
Kok gitu?
‘’Kami sudah mencoba mengundang pihak pemerintah, tapi nggak ada yang mau datang,’’ ungkap sumber wartapilihan di TVOne. ‘’Mendagri Tjahjo Kumolo dan Menag Lukman Hakim Sjaifuddin bilang, mereka tak berwenang. Persoalan rencana pembubaran HTI, menurut mereka, ranah Menkopolhukam,’’ bebernya.
Menurut sumber itu, TVOne bukannya tidak berusaha menghadirkan Wiranto. ‘’Pak Wir nggak membalas WA dan juga tidak mengangkat telepon waktu saya hubungi,’’ jelas sumber yang memang dekat dengan sejumlah pejabat itu.
Menteri-menteri yang dikontak TVOne, juga tidak mau menunjuk pejabat pengganti. ‘’Dirjen Bimas Islam, Dirjen Politik, Deputi I Menkopolhukam, juga tidak ada yang bisa….’’
Sumber wartapilihan yang dekat dengan lingkaran dalam pimpinan TNI, mengungkapkan, ide pembubaran HTI berasal dari seorang Menko yang bukan Wiranto.
‘’Yang disuruh mengeksekusi (ide itu) Pak Wir. Sebab, ada masukan di dalam pemerintah sendiri bahwa Pak Wir termasuk di antara beberapa pensiunan Jenderal yang ngaji sama HTI. Jadi, Pak Wir disuruh membunuh organisasi yang diakrabinya,’’ beber sumber tersebut pada Kamis (11/5) lalu.
Sebelumnya, dua hari setelah pengumuman Wiranto, Mendagri Tjahjo melansir ada tokoh-tokoh nasional dan pimpinan ormas yang pro-HTI.
“Ini kok anti-Pancasila. Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, mau ditambah plus kan enggak bisa. Jadi masif diomongkan, ada tokohnya juga. Tokoh-tokoh nasional juga ada. Ketua umum ormas nasional juga ngomongnya begitu,” kata Tjahjo kepada wartawan di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (10/5).
Sebelumnya lagi, Ketua Gerakan Pemuda Ansor Blitar, Aminudin Fahruda, mengatakan, “Anggota HTI tersebar di seluruh masyarakat termasuk pemerintahan,” katanya (tempo.co, 2 April 2017).
Wiranto memang sudah lama akrab dengan HTI. Ia pernah menjadi salah satu pembicara protagonis dalam diskusi publik HTI yang bertajuk Syariah dan Masa Depan Politik Indonesia di Jakarta pada 16 September 2008. ‘’Mr Whiskey’’ pun sempat beranjangsana ke markas HTI di Jakarta.
Apakah sikap Jendral (purn) Wiranto terhadap HTI mencerminkan sikap TNI?
Sumber wartapilihan tadi mengutip penegasan Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo bahwa kalau ada organisasi yang merongrong negara pasti akan berhadapan dengan TNI.
‘’Tapi, selama ini HTI tidak ada masalah dengan TNI,’’ katanya. (redaksi: Nurbowo)
Posting Komentar