By Asyari Usman
Heran, kenapa kawan-kawan di PDIP tidak sensitif terhadap warga Sumatera Utara ketika memutuskan cagub untuk Provinsi ini. Djarot Saiful Hidayat bisa saja “luar biasa” di PDIP atau di daerah asalnya, tapi bagi warga Sumut masih banyak figur mumpuni dan lebih hebat dari mantan “gubernur lungsuran” DKI itu.
Sungguh Anda, PDIP, menghina kami di Sumut ini. Anda arogan. Sombong. Anda merasa orang Sumut belum merdeka, barangkali. Anda anggap kami di sini seperti Anda, bisa digiring ke sana ke mari?
Make no mistake, kawan! Kami di Sumut sangat paham siapa yang harus kami pilih sebagai gubernur. Kami paham siapa Pak Djarot dan apa misi beliau. Kami pun juga paham tentang Anda, PDIP, dan apa misi Anda.
Kami tahu bahwa negara ini sedang menghadapi masalah besar. Semua orang tahu siapa-siapa saja yang menjadi penyebab masalah besar itu. Saya tidak akan mengelaborasikannya karena rakyat Indonesia sudah paham. Rakyat Sumut sudah mengerti.
Karena itu, ekspansi kekuasaan orang-orang yang menyebabkan masalah besar itu, mutlak harus dihentikan. Untuk ruang lingkup Sumut, kami tahu persis apa yang harus kami lakukan di pilkada provinsi.
Terima kasih atas keputusan Anda mengirimkan Pak Djarot ke Medan. Kenapa kami berterima kasih? Karena keikutsertaan Pak Djarot di pilkada Sumut akan terus menyegarkan ingatan kami tentang sepak terjang PDIP; tentang “hidden agenda” Anda.
Melihat wajah Pak Djarot, teringat pilkada DKI yang diwarnai bagi-bagi sembako. Sekaligus mengingatkan kami tentang penolakan Pak Djarot menghadiri sertijab gubernur kepada Anies Baswedan karena tak rela menerima kekalahan. Mengingatkan kami tentang mentalitas Pak Djarot yang tidak layak menjadi pemimpin, di mana pun.
Barangkali saja dengan mengutus Pak Djarot ke Medan, Anda bermaksud menyatukan rakyat Sumut. Saya katakan, itu betul sekali. Rakyat Sumut akan bersatu padu menolak beliau.
Welcome to Medan, Pak Djarot. Please, do not leave the aircraft unless you’re ready to face the ultimate humiliation!
Selamat Datang ke Medan, Pak Djarot. Mohon jangan keluar dari pesawat kecuali Anda siap dipermalukan!
(Penulis adalah wartawan senior)
Posting Komentar