Oleh: Irkham Fahmi al-Anjatani
Itu adalah pernyataan salah seorang Tokoh NU yang saat ini sedang viral di media sosial, bukan pernyataan saya. Sebuah pernyataan yang sebenarnya tidak pantas diungkapkan oleh seorang tokoh umat, apalagi dengan maksud merendahkan kelompok lain yang berbeda paham dengan golongannya.
Jika kita telusuri, sebenarnya ini adalah fenomena klasik yang kini muncul kembali. Sekelompok orang yang merasa paling benar dan paling suci sendiri. Menganggap kelompoknya lah yang ahli surga, sementara yang lain tidak. Seandainya ada dari kelompok lain yang masuk surga sekalipun, tentunya itu berkat dari kelompoknya. Ini menurutnya.
Entah ini yang menyatakan hanya oknum atau memang doktrin dari golongannya, yang jelas masyarakat luas sudah tau, bahwa itu adalah pernyataan salah seorang tokoh NU di sana, walaupun sebenarnya ada juga golongan lain yang seperti itu, tetapi faktanya hanya tokoh NU itulah yang berani terang-terangan mengungkapkannya.
Mungkin itulah sebabnya saat ini beberapa dari mereka begitu percaya diri melarang pengajian-pengajian yang di luar dari kelompoknya. Secara tidak sadar mereka pun kini sudah menjadi takfiri. Padahal, bagi orang-orang yang pernah ngaji Tasawuf, sungguh tidak pantas seseorang menganggap diri dan kelompoknya paling suci, paling benar, dan paling ahli surga.
Seorang muslim seharusnya tawadu', rendah hati dan malu untuk memuji diri. Jangankan memuji diri sendiri, seandainya yang memuji dirinya itu adalah orang lain sekalipun dia akan merasa risih dan tidak enak hati.
Sebagaimana Nabi Muhammad saw., Umar bin Khottob ra., dan para sahabat lainnya. Mereka adalah orang-orang pilihan yang sudah pasti dijamin masuk surga, tetapi mereka tetap saja tidak mau memuji diri dan tidak mau dirinya dipuji.
Ketika dahulu ada beberapa orang yang menganggap dirinya paling benar dan paling bertakwa, Allah swt. pun menyampaikan FirmanNya kepada Nabi Muhammad saw., agar disampaikan pula kepada mereka.
فَلا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu paling suci. Dialah yang paling mengetahui tentang siapa orang yang bertakwa," (Qs. Annajm: 32).
Allah swt. sendiri menyindir akan hal ini, bahwa orang yang menganggap dirinya paling benar dan paling suci ternyata dahulu pun pernah ada.
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ وَلا يُظْلَمُونَ فَتِيلا
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya paling bersih? Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak dianiaya sedikit pun," (Qs. An-Nisa: 49).
Saya sendiri merasa begitu banyak dosa. Sepertinya saya tidak pantas untuk masuk ke dalam surgaMu ya Allah, tetapi saya juga tidak sanggup untuk merasakan panasnya api nerakaMu.
Allaahummaghfirlanaa
'Ilaahilastu lil firdausi ahlaa, walaa aqwa 'alannaaril jahiimi
#KhilafahAjaramIslam
#ReturnTheKhilafah
Cirebon, 9 Juli 2018
Posting Komentar