SAAT ESKALASI LEPAS KENDALI

Oleh : Gus Syam
Lanjutan Artikel "PEMERINTAH YANG MENJADIKAN BANSER JADI BEGINI"

Selama ini, banser dan NU anasir liberal (ini istilah saya sendiri untuk membedakan NU anasir liberal dengan NU garis lurus) diformat untuk menghadang HTI dan ulama yang tak.memiliki basis organisasi massa, baik penghadangan secara pemikiran maupun aksi-aksi "main kayu" di lapangan. 

Pertanyaannya, mengapa yang dipersekusi dan dikejar-kejar secara brutal "hanya"  HTI dan atau Ustadz yang tidak memiliki basis massa yang kuat?  Sebab, mereka paham, aktivis HTI tidak akan membalas mereka dengan kekerasan fisik hingga tercipta "eskalasi besar" yang menjadikan TNI punya alasan untuk mengambil alih kendali, yang berakhir pada terjungkalnya rejim berkuasa. 

Demikian pula, Ustadz, Habib, atau tokoh yang tidak punya basis massa fanatik dan kuat;  persekusi dan penangkapan terhadap mereka tentu tidak akan menyulut eskalasi sangat besar yang menjadi sebab kejatuhan rejim dan gedibal-gedibalnya.  

Namun, ada sesuatu yang tidak disadari oleh penguasa. Masifnya pemerintah -melalui banser dan kelompok liberal--  "menekan dan menindas" pejuang dan organisasi Islam, khususnya HTI dan organisasi-organisasi yang lain, maka tirai penutup kejahatan mereka semakin tersingkap hingga menunjukkan wajah asli mereka. Kemarahan, kemurkaan, kebencian, kemuakkan, dan sejuta dendam.kesumat berkumpul semakin membesar, dan menjadi "tabungan eskalatif yang mendorong terjadinya revolusi besar".  Umat Islam yang mukhlish semakin solid dan kohesitas mereka semakin kuat.

Eskalasi besar itu sebenarnya bisa diciptakan.  Misalnya, melawan dan menyerang " secara fisik"  persekutor --(banser, oknum polisi yang sudah ikut bermain api,  dan kelompok liberal) dengan cara yang massif dan dalam skala yang luas. Istilahlah lo jal gue beli". Saat banser menyerang atau menggagalkan pengajian, maka harus ada gerakan fisik melibas mereka. Jika polisi melindungi, mereka harus dilibas pula.  Hingga di negeri ini muncul huru-hara dan prahara maha besar.  Eskalasi ini harus terus dinaikkan hingga lahir gerakan menjatuhkan rejim penguasa anti Islam.

Di negeri ini, FPI-lah yang mungkin menciptakan eskalasi besar di bawah kepemimpinan HRS. Dan perhitungan saya, insya Allah, umat Islam dan TNI akan berada di belakang beliau. ( Eh tiba-tiba ingat Surya Paloh yang ditinggalkan oleh mitra koalisinya. Mungkin dia berbalik membantu menciptakan eskalasi itu melalui Metro TV, bersama tokoh&tokoh nasional yang sudah tak bisa menahan kemurkaan terhadap rejim ini)

Bagaimana kalo banser dan kawanannya dibantu polisi? Tenang, polisi tentu tidak berani macam-macam? Sebab, trust rakyat pada mereka sudah lemah, dan jika mereka turut campur, eskalasi akan bertambah panas dan besar. 

Bagaimana kalo TNI membantu mereka?
Tenang, TNI itu netral, dan jika mereka bergerak, eskalasi akan bertambah besar. Dan inilah yang mereka tunggu.  TNI boleh ikut terlibat " tapi dalam konteks untuk memperbesar eskalasi". TNI dan rakyat sudah muak dengan demokrasi liberal, dan sudah mengintai momentum tepat untuk menjungkalkan rejim liberal, bahkan ditengarai pro komunis. 

Umat Islam dan TNI hanya tinggal menunggu momentum yang tepat. 

Saat momentum itu datang, atas ijin Allah, muka-muka para penghina dan tukang persekusi ulama, penjual asset rakyat, pengkhianat, dan cecunguk-cecunguknya, terbenam dalam kehinaan. 

Hanya dengan ganti sistem dan rejim, NU dan banser bisa dibersihkan dari kotoran-kotoran liberal dan para durjana. Begitu pula perampasan asset milik rakyat, dan dominasi asing, hanya bisa diselesaikan dengan ganti sistem dan rejim.  Dengan.begitu, kedaulatan negeri ini bisa ditegakkan kembali. 

Bagaimana jika AS dan Amerika melakukan perlawanan? TUNGGU POSTINGAN BERIKUTNYA.

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget