Oleh : Nasrudin Joha
Kepala Polit Biro Hubungan Internasional Partai Komunis China (ID CPC), Song Tao menemui sejumlah tokoh politik nasional. Pada hari pertama kunjungan (20/9), Song Tao langsung menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi). Usai bertemu Jokowi, Song Tao langsung menemui Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri di Hotel Oriental Mandarin, Jakarta Pusat.
Pada hari yang sama, Song Tao juga menemui Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Pertemuan Prabowo dan Song Tao diungkapkan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon melalui Twitter. Fadli menyebut Prabowo menyambut Song Tao di kediamannya yang berada di Jl Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Padahal, bulan September adalah bulan historis kelam bangsa Indonesia, dimana pada 30 September 1965 silam, komunisme PKI mengadakan kudeta berdarah dan membunuh para jenderal. Bukan hanya jenderal, para ulama dan umat Islam juga menjadi korban kekejaman komunisme PKI.
Disaat rakyat, pada bulan September ini biasanya massif memutar film pemberontakan komunisme PKI, representasi negara juga partai justru asyik bercengkrama dengan elit pemimpin komunisme China. Yang lebih menyakitkan, Prabowo yang dahulu digadang-gadang akan memimpin rakyat dan barisan emak militan untuk melawan kebangkitan komunisme, ternyata juga melakukan hal yang sama.
Secara resmi, Prabowo didampingi elit Gerindra menerima dengan hangat kedatangan Kepala Polit Biro Hubungan Internasional Partai Komunis China (ID CPC). Apapun yang dijadikan dalih, tentu pertemuan ini sangat menyakiti hati rakyat, khususnya umat Islam.
Kasihan Pak Kivlan Zen, orang yang berjibaku membela Prabowo ternyata diabaikan. Bahkan, sampai hari ini beliau sendirian menghadapi kasusnya.
Awalnya, publik menyangka rekonsiliasi meliputi penghentian proses hukum seluruh aktivis yang diperkarakan karena proses Pilpres, termasuk kasus Pak Kivlan. Ternyata, rekonsiliasi itu hanya untuk Prabowo, hanya untuk Gerindra, tidak menyelesaikan persoalan hukum yang dihadapi para aktivis yang dikriminalisasi rezim.
Pak Kivlan, juga dikenal aktivis anti komunis. Bahkan, Pak Kivlan dengan Gus Solah dan beberapa tokoh jawa timur, konsens melawan isu kebangkitan komunisme PKI ini. Tapi nyatanya ?
Prabowo tak jauh beda dengan Jokowi, kata wong kito 'SAMO BAE'. Prabowo juga menyambut kedatangan petinggi partai komunis China, bahkan dibulan September. Bulan, dimana semua orang sedang mengenang kekejaman PKI.
Seharusnya, fakta ini menyadarkan segenap umat, agar tidak mudah tertipu dengan politisi sekuler yang memang kerjanya hanya menipu rakyat. Mereka, memang tdk pernah benar-benar membela rakyat, kecuali membela kepentingan pribadi dan partainya.
Kasihan para emak militan, yang telah mencurahkan segenap waktu, tenaga, Fikiran bahkan uang untuk mendukung Prabowo. Ternyata, Prabowo tak ubahnya Jokowi, keduanya begitu hangat menjalin persahabatan dengan partai komunis China. [].
Posting Komentar