Oleh : Nasrudin Joha
Romi alias Romahurmuzy alias Romi Koco dalam eksepsi yang disampaikan di sidang Tipikor Jakarta pusat, mempersoalkan hilangnya nama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawangsa dan Ketua PP Guru NU KH Asep Saifudin Halim dari dakwaan jaksa KPK. Menurutnya, dua nama ini yang berperan memberikan rekomendasi atas Haris yang mencalonkan diri sebagai Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur.
Bekas anggota Komisi XI DPR RI ini mempertanyakan hilangnya nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar dan pimpinan pesantren Ammanatul Ummah Asep Saifuddin Chalim dalam surat dakwaannya. Rommy didakwa jaksa KPK menerima suap atas jual beli perkara di Kementerian Agama.
Bekas Ketua Umum PPP itu juga menyebut dalam nota keberatannya bahwa Khofifah turut andil mendukung Haris dalam pengisian jabatan tersebut, dengan pertimbangan saat memimpin Jawa Timur nanti ada orang-orang dikenal Khofifah. Khofifah berkeperluan pemimpin instansi dijabat oleh orang yang dikenal. Sama halnya dengan Khofifah, menurut Rommy Asep juga berkepentingan mendukung Haris sebagai Kakanwil Kemenag Jatim.
Nampaknya Romi belum ikhlas terhadap kasus yang dihadapinya. Romi, belum bisa menerima fakta bahwa siapapun orang baik yang dekat atau pernah mengenal dirinya, setelah mendapat kasus korupsi perlahan akan meninggalkannya.
Romi belum bisa menerima kenyataan bahwa dalam politik itu tak ada kawan abadi, yang ada hanya kepentingan pribadi. Romi, begitu getir mengunyah nasib dirinya yang didakwa di kursi pesakitan sendirian, tanpa Khofifah, tanpa Asep Saifudin Halim.
Namun, dalam eksepsi Romi tetap berontak, menyalahkan jaksa kenapa meninggalkan dirinya tanpa Khofifah ? Padahal, menurutnya Khofifah terlibat atas kasus yang membelitnya. Romi, begitu ingin Khofifah membersamai dirinya dikasus ini.
Hingga tulisan ini beredar, belum ada penjelasan resmi kenapa Khofifah tega meninggalkan Romi. Bukankah, Romi begitu ingin Khofifah membersamai dirinya ? Tapi kenapa, nama Khofifah hilang dari dakwah jaksa KPK ? Adakah, Khofifah tak lagi setia terhadap Romi setelah kasus korupsi ini membelit Romi ?
Asep Saifudin juga diam, tak mau dipersoalkan. Mungkin, salah satu bantuan Asep kelak, adalah dirinya secara pribadi mencabut fatwa ulama NU atas sanksi hukuman mati untuk koruptor termasuk tidak menyolatkan jenazah koruptor. Mungkin dengan ini, Asep dapat sedikit mengurangi beban Romi.
Romi oh Romi, diriku jadi teringat syair lagu. Lagu ini persis sekali dengan kisahmu :
Kemarin engkau masih ada di sini
Bersamaku menikmati rasa ini
Berharap semua takkan pernah berakhir
Bersamamu bersamamu
Kemarin dunia terlihat sangat indah
Dan denganmu merasakan ini semua
Melewati hitam putih hidup ini
Bersamamu bersamamu
Kini sendiri di sini
Mencarimu tak tahu dimana
Semoga tenang kau di sana
Selamanya
Aku slalu mengingatmu
Doakan mu setiap malamku
Semoga tenang kau disana
Selamanya
Kini sendiri di sini
Mencarimu tak tahu dimana
Semoga tenang kau disana
Selamanya
Aku slalu mengingatmu
Doakan mu setiap malamku
Semoga tenang kau disana
Selamanya [].
Posting Komentar