SEDERHANA BISA, RUMIT JUGA BISA

Puisi oleh: Prof. Dr. Ing. H.  Fahmi Amhar

Bisa saja, kasus penistaan agama ini dibuat sederhana. 
Tinggal tangkap orangnya, lalu adili seperti dulu biasa:
Arswendo, Permadi, Lia Aminuddin, dan sebagainya.

Tapi bisa saja, bagi pihak sepenista dan para pembelanya,
kasus ini adalah simbol dari pertarungan peradaban dunia,
peradaban sekuler melawan peradaban Islam di medan laga.

Bagi peradaban sekuler, manfaat adalah segalanya.
Selama bisa atasi korupsi, tak masalah orang kafir berkuasa.
Selama tertib dan bayar pajak, prostitusi bisa dilindungi negara.
Di sana cuma ada nilai materi, lainnya tidak usah diurus negara.
Biar masyarakat yang menghidupkan nilai moral dan etika.
Sedang nilai sosial dan spiritual, itu urusan pemuka agama.
Makanya mereka heran sekaligus menuduh dan murka,
Sejuta orang pergi demonstrasi tanpa dibayar, bagaimana bisa?

Bagi peradaban Islam, ridha Allah adalah segalanya.
Ridha Allah adalah ketika halal haram diletakkan pada tempatnya.
Di sana ada nilai materi, tetapi ada juga nilai moral dan etika.
Nilai sosial dan spiritual juga ada pada kehidupan bernegara.
Pemimpin masyarakat wajib muslim dan anti korupsi pula.
Prostitusi wajib dilarang dan masalahnya diatasi sampai akarnya.
Dan umat ini siap berkorban tanpa dibayar, demi bela agama.
Maka sejarah membuktikan penjajah tak bisa lagi berkuasa !!!

Maka kasus penistaan agama ini adalah pertaruhan sebenarnya
antara yang ingin kembali menjajah negeri ini sejadi-jadinya
dengan umat yang ingin kembali meraih kejayaan peradabannya.

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget