POKOKNYA SALAH, TIDAK USAH NGEYEL!

Oleh : Choirul Anam

Di zaman demokrasi seperti sekarang, memeluk agama apapun itu hak dan tentu saja pilihan bebas. Bahkan beragama dianggap sbg hak asasi paling fundamental.

Termasuk memeluk agama Islam atau yg lain. 1000% bebas. Meski memeluk Islam itu bebas, tapi menjalankan Islam itu tidak bebas. Islam hanya boleh dijalankan yg berkaiatan dg masalah privat, tetapi tdk dlm masalah yg lain.

Jika ada yg melaksanakan Islam dlm urusan non privat, maka itu salah dan merupakan pelanggaran hukum.

Umat Islam boleh sujud semalam sampai keningnya hitam, atau baca alquran sampai khatam setiap hari. Tapi jangan coba-coba bawa SATU ayat saja dalam kehidupan nyata.
Haramnya pemimpim kafir mmg ajaran Islam, tp jangan sekali-kali disampaikan apalagi jadi sikap dlm menentukan langkah hidup. Itu pelanggaran yg teramat keras dlm demokrasi.

Pokoknya, jika umat Islam bicara Islam, apalagi syariah Islam, apalagi KHILAFAH ISLAM, apalagi sok-sokan bela Islam, maka itu salah, kuno, fanatik, berbahaya, intoleran, tak berpendidikan, garis keras, brutal, kolot, sebarek gelar lainnya.

Bahkan, menutup aurat menurut Islam saja, sudah dianggap berbahaya dan disuruh pindah ke Arab. Boleh pakai baju tapi tdk boleh ada nuansa Islamnya, apalagi berdasarkan Islam.
Kalau ada nuansa yg lain, seperti barat atau cina tdk apa-apa karena itu berarti go international.

Mengatur rambut (yg tumbuh di mana pun) itu bebas. Tapi jangan sampai berjenggot sesuai Islam. Itu berbahaya dan bisa jadi delik terorisme. Boleh manjangin jenggot, tapi tubuh harus ditato. Nah itu baru keren. Itu baru taat hukum.

Menyampaikan pendapat itu bebas. Tapi tdk boleh ada kaitannya dg Islam. Bicara Islam itu dianggap monopoli kenenaran, sok suci dan patut diwaspadai. Tapi kalau mengkritik Islam, itu baru kritis, intelektual, punya nalar, berwawasan terbuka.

Nulis tauhid di bendera, wah itu penghinaan berat negara. Itu menusuk rasa kebangsaan terdalam. Itu penodaan yg sangat fatal. Kalau nulis selainnya, itu berarti sangat cinta Indonesia. Itu berarti terjadi perpaduan harmonis antara nasionalisme dan kreativitas. Apa yg dilakukan Slank, misalnya, adalah contoh musisi dg rasa cinta tanah air yg luar biasa.

_Sudah, pokoknya umat Islam yg bicara Islam di ruang publik itu salah dan pelanggaran hukum. Tidak usah ngeyel._

Kalau tdk terima, silahkan protes. Bawa jutaan umat ke monas.
Tak ada pengaruhnya. Mau ngadu, ya sudah ngadu saja ke Tuhan yang katanya Maha Mendengar.

*****
Begitulah demokrasi. Jika kemarin, demokrasi masih malu-malu menampakkan wajah, sekarang demokrasi menampakkan wajah aslinya.

Demokrasi selalu bersembunyi dibalik nama rakyat, sekarang wajah aslinya tampak.
Demokrasi hanyalah mengabdi kepada pemilik modal. Jutaan rakyat boleh protes, tapi keinginan tuan untk reklamasi pantai tdk boleh terusik.

Menghadapi wajah asli demokrasi yg sangat mengerikan memang tidak ringan.
Tapi bagaimanapun, tetap lebih baik srigala berwajah srigala, sehingga kita menjauhinya, daripada srigala berwajah domba.

Kita sekarang ditakdirkan Allah menghadapi srigala dalam wujudnya aslinya.

Memang tidak ringan. Semoga Allah melindungi kita semua.
Insya Allah hari-hari yang di nanti semakin dekat waktunya.

Wallahu a'lam.

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget