SLOGAN PERSATUAN: PEMERSATU ATAU PEMECAH BELAH?

Oleh: Ustadz Choirul Anam

Semua orang mengira bahwa slogan persatuan adalah untuk menyatukan. Teorinya memang begitu. Harusnya memang begitu. Namun pada realitanya tidak mesti demikian.

Slogan persatuan terkadang haya jadi brand kelompok tetentu untuk membusungkan dada dan menjatuhkan kelompok lainnya. Persatuan hanya menjadi slogan yang seakan-akan hanya kelompoknya yang boleh menggunaknnya. Lalu dengan mudahnya, mereka menuduh yang lain sebagai anti persatuan.

Jika seperti itu, maka slogan persatuan tidak lagi menyatukan, tetapi justru memecah-belah.

Adakah yang seperti itu? Tentu tidak sulit menemukan yang seperti itu, apalagi pada zaman media sosial seperti sekarang ini.

Jika kita masih kesulitan menemukan, cobalah kata "persatuan" diperluas menjadi: "bhineka....", dan sejenisnya.

Kita sangat setuju, bahwa meski kita berbeda, kita adalah satu dan kita tetap harus bersatu.

Tetapi kita sungguh tak-habis pikir, ada orang-orang yang selelu menyuarakan slogan tersebut namun dengan maksud mendiskreditkan kelompok lain. Bahkan bukan sekedar mendiskreditkan, tetapi ingin menghancurkan kelompok lain. Jika demikian, lalu apa gunanya slogan tersebut, jika maunya menang sendiri.

Bagaimana bisa, saat ada sangat banyak rakyat yang menuntut keadilan, lalu ditandingi oleh aksi "bhineka..."?

Mereka yang menuntut keadilan, itu bukan anti "bhineka...", sehingga tidak perlu tandingan. Penuntut keadilan itu hanya berharap agar keadilan ditegakkan. Tidak yang lain.

Namun, semua aksi itu dan serentetan peristiwa sebelum dan sesudahnya, justru menunjukkan bahwa slogan-slogan yang diteriakkan itu bukanlah slogan bebas nilai, yang ditujukan untuk kebaikan.

Slogan-slogan itu memang perlu. Tetapi jika slogan itu hanya boleh ditafsiri oleh satu kelompok untuk menghancurkan lainnya, maka slogan tersebut telah bermetamorfosis menjadi berhala. Pada saat itu, slogan-slogan itu akan menjadi senjata yang mengerikan untuk merusak, menghancurkan, dan mencabik-cabik kemanusiaan.

Slogan yang baik memang perlu, tetapi lebih perlu lagi realisasi slogan tersebut dalam alam nyata.

Namun sayangnya, slogan-slogan itu kini hanya jadi upaya untuk memonopoli kebenaran dan menjatuhkan siapapun yang bersebrangan. Sementara yang ada di benak hanya satu: Ingin jadi pemilik segalanya.

Slogan-slogan itu tampak indah di luar, tapi isinya Kapitalisme atau Sosialisme.

Wallahu a'lam.

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget