"Baju putih saya sampai sekarang masih ada di istana," ucap prof Dr Mahfud MD (MMD) tentang gagalnya ia menjadi cawapres Jokowi. MMD mengungkap kisah pilu itu di forum ILC tvOne malam tadi.
"Saya sudah disuruh ngukur baju." Fix. Sudah diberitahu jadualnya, protokolernya. Diberitahu dimana menunggu. Namun gagal di saat akhir. Kyai Ma'ruf yang jadi.
Gelegar ledakan pengakuan Prof Dr Mahfud MD (MMD) di ILC tvOne tadi malam lebih dahsyat dari bom. Gelombang getarannya menggemuruh di jagat medsos. Pakaian kebesaran yang membalut pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin serta-merta terlepas. "Auratnya" tampaklah.
MMD mengungkap runtut detil proses, sejak pertamakali ia diundang bertemu oleh Mensesneg Pratikno awal Agustus lalu. Kemudian bertemu lagi dan lagi. MMD diminta menyiapkan diri berikut kelengkapan persyaratan dan administrasi. Serta itu tadi, diminta ukur baju. Hingga pasti kapan deklarasi.
"Saya juga dibetahu Pak Teten, nanti naik sepeda menuju tempat deklarasi. Pak Jokowi yang bawa dan saya bonceng," tutur MMD.
Kepastian MMD menjadi cawapres Jokowi sudah menyebar di hari deklarasi. Sejumlah media pun meawancarai MMD. Tak ada keraguan. Sudah tampak jalan mulus bebas hambatan.
Namun apa yang terjadi? Di masa "injury time" sesuatu terjadi. Jokowi batalkan MMD dan menggantinya dengan Kyai Ma'ruf yang langsung deklarasi. Semua orang terkejut. Juga MMD. Persiapan wawancara live di tv batal. MMD enggan banyak bicara. Memilih pulang. Serempak orang-orang menyebut, "Pak Mahfud jadi korban php."
Tadi malam di ILC, MMD tampil tenang (untuk tak menyebutnya dingin). Ia pun berkisahlah. Tentang orang-orang yang menjegalnya sebagai cawapres. Tentang keheranannya pada ketua PBNU said Aqil Siradj. Tentang peran KH Ma'ruf Amin. Tentang Cak Imin. Tentang ketersinggungan pada ketua PPP Romahurmuziy alias Romi. Juga tentang apa yang dikatakan Jokowi.
MMD tahu, sejak awal ia sudah berusaha dijegal. Sampe geleng-geleng saking herannya pada pernyataan Aqil Siradj bahwa MMD bukan kader NU.
Tambah heran saat keluar pernyataan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin ketua PKB. Bahwa kalau cawapresnya bukan kader NU, maka NU akan lepas tangan. NU akan tinggalkan Jokowi di pilpres.
"Ternyata pernyataan itu yang nyuruh Kyai Ma'ruf Amin. Bagaimana saya bisa tahu kalo yang nyuruh Ma'ruf Amin? Saya diberitahu Muhaimin," ujarnya tersenyum.
Esoknya setelah MMD gagal deklarasi, ia bertemu Jokowi. "Pak Jokowi merubah pilihan karena mendapat tekanan," ucap MMD pelan.
"Saya memahami posisi Pak Jokowi. Saya tak kecewa. Saya tak merasa di-php. Biasa aja. Tapi memang saya tersinggung pada Romi. Dia bilang tak ada yang suruh ukur baju. Itu cuma mau-maunya saya sendiri."
Semua narsum ILC bersimpati pada MMD. Rocky Gerung tak sekedar bersimpati, juga bereaksi keras.
Apa yang menimpa Mahfud MD dalam proses gagal cawapres, kata Rocky, adalah pameran imoralitas.
"Pak Mahfud tak terhina. Tapi yang terhina adalah moralitas publik," ujar Rocky. Keras, lugas, bernas, seperti ia punya ciri khas.
Terungkap sudah kekejaman politik di balik penetapan Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi.
Terkuaknya bikin istana kehilangan syahdu.
Tersingkapnya menyisakan nyeri dan ngilu.
Riak lembut di permukaan menyembunyikan gelombang di kedalaman.
Seperti cinta yang teraniaya.
Salam
Banda Bening
Posting Komentar