Apa buktinya kalau Saudi di bawah Raja Salman sekarang adalah antek AS?


Maka, jawabannya, bisa diketahui dari fakta dimana, Departemen Pemerintahan KSA itu terbagi menjadi dua: 

(1) Bekerja sebagai agen Inggris, seperti Departemen Dalam Negeri; 
(2) Bekerja sebagai agen AS, seperti Departemen Pertahanan.
 
Jika Raja berasal dari Departemen Dalam Negeri, seperti Raja Abdullah, sebelumnya, selain sikap politik dan pandangannya yang merupakan sikap politik dan pandangan Inggris, maka hampir bisa dipastikan, Raja tersebut adalah agen Inggris. 

Tetapi, jika Raja tersebut berasal dari Departemen Pertahanan, seperti Raja Salman, serta sikap politik dan pandangannya yang merupakan sikap politik dan pandangan AS, maka hampir bisa dipastikan, bahwa yang bersangkutan adalah agen AS.


Hanya saja, di dalam politik itu tidak semua bisa dibaca dengan kasat mata. Karena pencitraan, sebagaimana cerita penguasa di negeri ini. 

Apa yang dilakukan oleh Saudi, dengan menginstruksikan kepada faksi-faksi kombatan [kelompok bersenjata], yang disebut Katibah, jamaknya Kataib, untuk keluar dari Aleppo, ketika Rusia dan Assad hendak mengambil kembali Aleppo yang sebelumnya telah dikuasai Mujahidin, sehingga terjadilah pembantaian sekarang ini adalah bukti. Bukti ini dikuatkan dengan apa yang dilakukan oleh Turki, yang mewakili kepentingan AS, setelah melakukan pembicaraan secara intensif dengan Rusia, baik Putin dengan Erdogan maupun mentri luar negeri masing-masing, dimana Rusia dan Asad kemudian melakukan serangan brutal ini.

Satu-satunya Katibah yang tidak berada di bawah kontrol Saudi dan Turki adalah Katibah ar-Rayah, yang tetap mempertahankan Aleppo dari serangan brutal Rusia dan Asad. Mereka berjumlah 100 orang kesatria, dan kini mereka semua telah gugur sebagai syuhada' setelah mempertahankan kota itu sendiri, setelah semua faksi kombatan yang dikontrol Saudi dan Turki pergi dari Aleppo. 
Semoga Allah menerima syahadah mereka.


Satu-satunya Katibah yang tidak berada di bawah kontrol Saudi dan Turki adalah Katibah ar-Rayah, yang tetap mempertahankan Aleppo dari serangan brutal Rusia dan Asad. Mereka berjumlah 100 orang kesatria, dan kini mereka semua telah gugur sebagai syuhada' setelah mempertahankan kota itu sendiri, setelah semua faksi kombatan yang dikontrol Saudi dan Turki pergi dari Aleppo. Semoga Allah menerima syahadah mereka.

Inilah pengkhianatan Saudi dan Turki. Maka, jangan menyebarkan informasi dari orang atau pihak yang tidak mengerti peta politik di Suriah, baik Salafi yang pro Saudi, maupun Portal Piyungan atau simpatisan PKS yang pro Turki. Karena semuanya ini menyesatkan. Di satu sisi rakyat Saudi dan Turki ingin menolong rakyat Suriah, tetapi penguasa mereka berkhianat. Untuk menutupi pengkhianat mereka, mereka berpura-pura di depan rakyatnya seolah mengirim pasukan, atau membentuk koalisi 34 negara, atau mengirim bantuan di perbatasan Suriah seperti yang dilakukan Turki. Semuanya ini tindakan kamuflase untuk menutupi pengkhianatan mereka yang sesungguhnya di mata rakyatnya. Tetapi, para pejuang Islam di Suriah yang ikhlas, mereka tahu pengkhianatan Saudi dan Turki.
 
Hizbut Tahrir juga mengetahui pengkhianatan mereka, maka HT tidak tinggal diam.
Mohon maaf, jika ada yang tersinggung dengan penjelasan ini. Tapi, saya harus mengatakan yang sesungguhnya, karena kita akan bertanggungjawab di hadapan Allah SWT.


Kaidahnya, "Politik itu bukan apa yang ada di dalam tulisan, tetapi apa yang di balik tulisan. Bukan apa yang tampak di depan, tetapi apa yang ada di belakang." Maka, kita harus terus-menerus mengikuti perkembangan politik, tidak kita ingin paham apa yang terjadi. Jika tidak, pasti sudah mencerna, karena informasinya sepenggal-sepenggal, dan tidak utuh.

KH Hafidz Abdurrahman

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget