Ustadz, apakah engkau tak punya masalah?

Aku bertanya kepada seorang ustadz, "Ya ustadz, apakah engkau tak punya masalah pribadi, hingga tiap saat yang dibicarakan hanya masalah umat Islam saja?"

"Masalahku sesungguhnya banyak. Saat umat Islam dibantai, seperti di Myanmar, CAR, Ghaza, Suriah, dll, ya, itu masalahku. Karena aku khawatir nanti di akhirat akan ditanya oleh Allah swt. tentang pembelaanku terhadap mereka, yang sementara ini aku hanya bisa berdo'a dan berdo'a. Selebihnya mungkin hanya secuil pakaian dan makanan. Sementara pembantaian tak pernah selesai dengan itu. Padahal Allah mengharamkan kita menzhalimi sesama muslim dan membiarkan mereka dalam keadaan teraniaya. Aku sangat takut mereka (kaum muslim) yang teraniaya akan menuntutku di akhirat atas keterdiamanku."

"Masalahku yang lain juga ada. Saat Islam dihina, ya, itulah masalahku. Padahal Allah dan rasulnya menetapkan sanksi bunuh bagi penghina agama Allah. akan tetapi sampai saat ini banyak penghina yang tak bisa ditindak. Berarti aku tak mampu menegakkan hukum Allah, padahal wajib."

"Masalahku kian banyak. Saat melihat pergaulan bebas, perzinaan, korupsi merajalela, perampokan, pembunuhan, RIBA mewabah, dan pengabaian hukum-hukum Al-Qur'an semakin menjadi-jadi, ya, itu masalahku." Padahal Allah memerintahkan kita untuk menegakkan hukum-hukum Qur'an untuk menyelesaikan semua problem tersebut. Bagaimana aku menjawab pertanyaan Allah di akhirat kelak?"

Aku menyela, "Emh, maksudku, masalah pribadi ustadz?

"Masalah pribadi? Kalau yang kau maksud adalah seperti masalah ekonomi, keluarga, dll, setiap orang pasti punya masalah. Tapi apalah artinya masalah tersebut dibanding masalah-masalah besar tadi? Saat kita miskin, gubug kita reyot, kendaraan kita jelek, makan kita seadanya, pakaian tak mengkilap, tak punya pangkat dan jabatan, penghasilan alakadarnya, itu tidaklah penting. Yang penting kita berjuang untuk tetap taat kepada Allah, memperbaiki segala upaya kita dalam menjemput rizqi sebagai kepala keluarga, dan bertawakkal kepada Allah. Tak patut kita sebut-sebutkan tentang kekurangan tersebut. Masalah pribadi cukuplah selesaikan secara pribadi dan tak pantas dikeluhkan, kecuali hanya kepada Allah."

"Yang pantas untuk selalu dibicarakan adalah masalah ummat, masalah Islam dan kaum muslim. Agar umat paham bahwa saat ini masalah Islam dan kaum muslim semakin kompleks, dan umatpun harus memiliki kesadaran untuk menyelesaikan bersama, bukan sibuk ngurusin perutnya sendiri."

"Jika hanya tak punya pangkat, jabatan, kedudukan, penghasilan yang besar, dan penghidupan yang mentereng, itu sementara. Setelah mati semuanya akan ditinggalkan. Tapi pembelaan kita terhadap Islam dan kaum muslim, upaya kita untuk membebaskan kaum muslim dari segala bentuk ketundukan terhadap selain Allah, itulah yang akan ditanyakan oleh Allah swt."

"Lalu apa hebatnya kalau hidup kita hanya bergulat dalam urusan perut sendiri saja? Apa gunanya kita kalau hidup tak digunakan untuk membela Islam dan kaum muslim? Apa manfaatnya kita kalau tak berupaya membebaskan kaum muslim dari keterjajahan ideologi duniawi menuju ketaatan pada Allah dengan tegaknya syari'ah dan khilafah? Sungguh rugilah kita."

Ya Allah, benarlah ustadz ini. Jadikanlah hamba-Mu ini pembela Islam yang sejati. Aamiin.

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget