Cina/Tiongkok berobsesi membangun Jalur Sutera Maritim untuk menguasai jalur perdagangan dan energi serta mengokohkan posisi ekonominya sebagai kapitalis timur.
Jalur Sutera Maritim yang dibangun Tiongkok itu rutenya meliputi Eropa, masuk Laut Merah di Afrika, lalu ke Samudra Hindia, terus menuju India, Bangladesh, Burma, kemudian masuk ke Indonesia melalui Selat Malaka. Juga menyusur lewat selatan, masuk melalui Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Wetar. Ini terus ke utara, lalu masuk ke Laut Cina Selatan.
Wow mantap sekali kawan.... ada 4 selat strategis di Indonesia menjadi jalur pelayaran perdagangan dan energi dari Eropa ke Cina atau sebaliknya. Empat selat top itu adalah Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Wetar.
Empat selat tersebut akan menjadi “barang” negosiasi canggih dengan pihak manapun termasuk Cina, sekaligus akan menjadi alat mematikan. Coba bayangkan kalo misalnya Indonesia menutup 4 selat tersebut, pusing gak Cina? Padahal jalur niaga dan energi Cina musti lewat 4 selat tersebut. Jadi kalo mau mematikan Cina, tinggal tutup 4 selat tersebut, yo opo ora?!?!?
Tetapi kawan, anehnya rezim negeri ini alih-alih mematikan Cina, membuat bargaining canggih saja tidak. Tol laut yang dikoar-koarkan rezim ini akhirnya kawin dengan Jalur Sutera Maritim Cina. Guna memuluskan rencananya, Cina/Tiongkok mempelopori pendirian Bank Investasi Infrastruktur Asia senilai US$ 50 miliar dan program Dana Jalur Sutra sebesar US$ 40 miliar.
Ingatkah kawan-kawan, selepas rezim negeri ini dilantik, langsung mereka jualan ke asing dan aseng. Hal ini tampak jelas dalam ajakan Jokowi yang disampaikan di Forum Perdagangan Investasi dan Ekonomi Indonesia-Cina di Beijing Cina, Infrastructure Summit di Bali dan Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Sydney Australia. “Inilah kesempatan Bapak-Ibu semuanya untuk masuk ke investasi ini,” kata Jokowi. “This is your opportunity!” begitu Jokowi mengulang-ulang pernyataannya kepada asing dan aseng.
Lebih mengerikan lagi, ternyata tawaran rezim negeri ini ke asing dan aseng adalah dengan pola Public Private Partnership, yaitu menyerahkan fungsi pemerintah kepada swasta dalam kurun waktu tertentu. Cina pun langsung merangsek dan akhirnya investasinya banyak masuk ke Indonesia, pun tak bisa dihindari TKA Cina pun banjir ke Indonesia. Genap sudah Indonesia menjadi negara jajahan Kapitalis Barat dan Kapitalis Timur Cina. Mereka saling berbagi sumber daya di Indonesia. Lemes deh jadinya !!!!
Jadi kalo negeri ini bercita-cita untuk berdikari secara ekonomi, membangun kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka cita-cita itu hanya akan menjadi mimpi di siang bolong.... Tak kan penah berhasil..., bagai menggantang asap..., selama Indonesia terus memposisikan diri atau sengaja diposisikan sebagai bangsa jajahan.
Wajarlah bila Indef memproyeksikan kondisi ekonomi Indonesia tahun 2017 semakin memburuk :
• Nilai tukar rupiah akan bertengger pada angka Rp 13.500 per dollar AS. Ini tentu angka yang sangat mencemaskan.
• Tingkat kemiskinan mencapai 10,7% dengan kedalaman dan keparahan yang semakin meningkat.
• Tingkat pengangguran terbuka mencapai 5,8% seiring pertumbuhan ekonomi yang menurun.
Sedangkan indeks gini (ukuran untuk ketimpangan pendapatan/kesenjangan sosial) pada tahun 2016 pada angka yang mencemaskan (0,4). Dalam prediksi saya pada tahun 2017 indeks gini tak jauh berubah, bahkan bisa jadi lebih parah.
Apakah kawan-kawan mau negeri ini terus menjadi jajahan?!?!
Lawan asing aseng !!!
Lawan & Ganti sistem kapitalis, sistem transnasional dzalim !!!
Lawan & Ganti rezim agen asing aseng !!!
HIDUP PERJUANGAN....!!!
HIDUP IDEOLOGI ISLAM...!!!
24012017
Fanspage FB : Agung Wisnuwardana
Twitter : @MasAgungWisnu
Posting Komentar