Ustadz Wahyudi Al Maroky ( UWAM) : “rezim sekarang ini tidak ada prestasinya sama sekali. coba sebutkan satu saja prestasi Rezim ini?”
Penanya : “ kita berfikir positif lah, ada prestasi yg bisa di banggakan di era sekarang. Contoh jalan Tol”
UWAM : “ Jalan Tol itu bukan infrastruktur, anda harus fahami, yang namanya infrastruktur itu membangun dasar struktur perokonimian, bisa di nikmati oleh siapapun. Infrastruktur itu contohnya Jalan Raya dan Jembatan. Itu bisa di nikmati oleh siapapun. Kalau jalan Tol, itu hanya bisa di nikmati bagi yang bayar. Ini namanya ladang bisnis, bukan infrastruktur.
Ustadz Shiddiq Al Jawi ( menambahi) : kita harus berfikir lebih daripada bangunan tolnya aja. Tol itu di bangun pakai uang apa? Pakai Utang. Utangnya Utang Riba. Bahkan Ribanya bisa triliyunan. Padahal dalam islam, orang yang makan riba satu dirham saja ( setara dengan Rp 75.000,- ) itu dosanya seperi zina 36 kali. Dan riba itu memiliki 73 pintu, dosa yg paling kecil (dr riba) itu seperti (maaf) menzinahi Ibunya sendiri.
Coba bayangkan, jika satu dirham saja seperti zina 36 kali. Kalau satu triliyun berapa besar dosanya? Apanya yg mau di banggakan? Dihadapan Allah akan bilang “ inilah prestasi Dosa besarku ya Allah” begitu? Dosa kok di banggakan?
*Cuplikan dr diskusi Temu Tokoh Nasional, “Menatap 2019, Refleksi 2018” dg pembicara Ustadz Shiddiq Al Jawi, Ustadz Wahyu Al Maroky, Prof. Suteki. Semarang 1 Januari.
Di tulis ulang oleh Amri Moeslim
Penanya : “ kita berfikir positif lah, ada prestasi yg bisa di banggakan di era sekarang. Contoh jalan Tol”
UWAM : “ Jalan Tol itu bukan infrastruktur, anda harus fahami, yang namanya infrastruktur itu membangun dasar struktur perokonimian, bisa di nikmati oleh siapapun. Infrastruktur itu contohnya Jalan Raya dan Jembatan. Itu bisa di nikmati oleh siapapun. Kalau jalan Tol, itu hanya bisa di nikmati bagi yang bayar. Ini namanya ladang bisnis, bukan infrastruktur.
Ustadz Shiddiq Al Jawi ( menambahi) : kita harus berfikir lebih daripada bangunan tolnya aja. Tol itu di bangun pakai uang apa? Pakai Utang. Utangnya Utang Riba. Bahkan Ribanya bisa triliyunan. Padahal dalam islam, orang yang makan riba satu dirham saja ( setara dengan Rp 75.000,- ) itu dosanya seperi zina 36 kali. Dan riba itu memiliki 73 pintu, dosa yg paling kecil (dr riba) itu seperti (maaf) menzinahi Ibunya sendiri.
Coba bayangkan, jika satu dirham saja seperti zina 36 kali. Kalau satu triliyun berapa besar dosanya? Apanya yg mau di banggakan? Dihadapan Allah akan bilang “ inilah prestasi Dosa besarku ya Allah” begitu? Dosa kok di banggakan?
*Cuplikan dr diskusi Temu Tokoh Nasional, “Menatap 2019, Refleksi 2018” dg pembicara Ustadz Shiddiq Al Jawi, Ustadz Wahyu Al Maroky, Prof. Suteki. Semarang 1 Januari.
Di tulis ulang oleh Amri Moeslim
Posting Komentar